Sepertiga Ekonomi Dunia Resesi di 2023, Sri Mulyani: Indonesia Tidak Termasuk

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini, Indonesia pada tahun ini tidak akan masuk ke dalam jurang resesi. Optimisme itu karena pemulihan ekonomi Indonesia masih kuat. Data terakhir pada kuartal III-2022, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,72 persen.

Sri Mulyani melanjutkan, 2023 adalah tahun yang sangat menarik setelah 2022 yang dipenuhi tantangan dan ketidakpastian.

"Tahun ini kita ada agenda politik di dalam negeri yang menuju ke Pemilu jadi pasti suhu akan sedikit menghangat dan juga tantangan dari ekonomi global juga luar biasa," kata Sri Mulyani dalam acara Apresiasi Media Nagara Dana Rakca 2022, Jumat, 6 Januari 2023.

Ia mengatakan, International Monetary Fund (IMF) baru saja memproyeksikan bahwa sepertiga dari perekonomian dunia akan mengalami resesi pada tahun ini.

"Kita tidak masuk yang sepertiga, Insya Allah kita jaga terus. Kita selalu sampaikan bahwa pemulihan ekonomi kita kuat sampai dengan kuartal III. Mungkin kuartal IV pun kita berharap bisa bertahan di sekitar 5 persen," ujar Bendahara Negara.

Dengan demikian, Sri memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2022 akan tumbuh di atas 5 persen.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa sepertiga dari ekonomi global akan berada dalam resesi tahun ini.

Bos IMF Kristalina Georgieva mengatakan bahwa pada 2023 akan lebih sulit daripada tahun lalu. karena AS, UE, dan China melihat adanya ekonomi mereka yang melambat. Hal itu terjadi karena adanya perang di Ukraina, kenaikan harga, suku bunga yang lebih tinggi, dan penyebaran COVID-19 di China, yang membebani ekonomi global.

Pada bulan Oktober, IMF telah memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2023. "Kami memperkirakan sepertiga perekonomian dunia akan mengalami resesi," kata Georgieva.

"Bahkan negara yang tidak dalam resesi, akan terasa seperti resesi bagi ratusan juta orang," tambahnya.