Belanja Negara 2022 Tembus Rp 3.090 Triliun, K/L Lampaui Target Anggaran
- istimewa
VIVA Bisnis – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi belanja negara pada 2022 mencapai Rp 3.090,8 triliun atau 99,5 dari target Perpres 98 tahun 2022. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, target yang ditetapkan Perpres tersebut adalah Rp 3.106,4 triliun, atau naik dari UU APBN sebelumnya Rp 2.714,2 triliun.
“Perpres merevisi ke atas (target belanja) APBN menjadi Rp 3.106,4 triliun. Realisasinya 3.090,8 triliun," ujar Ani, akrabnya disapa dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa, 3 Januari 2023.
Ani menjabarkan, realisasi belanja kementerian atau lembaga (K/L) mencapai Rp 1.079,3 triliun. Angka tersebut lebih besar dibandingkan target anggaran dalam Perpres yaitu sebesar Rp 945,8 triliun, atau mencapai 114 persen dari target.
"Meskipun, level ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang belanja K/L mencapai Rp 1.190,8 triliun," jelasnya.
Belanja Non K/L, Transfer ke Daerah dan Keseimbangan Primer
Adapun untuk belanja non K/L sebesar Rp 1.195,2 triliun dari target Perpres 98 yang sebesar Rp 1.355,9 triliun.
Untuk transfer pada 2022 ini realisasi sebesar Rp 816,2 triliun atau lebih tinggi dari APBN awal yang sebesar Rp 769,6 triliun. "Atau dari perpres yang sudah direvisi ke atas Rp 804,8 triliun," ujarnya.
Ani menuturkan, untuk kesimbangan primer realisasi Rp 78 triliun atau tumbuh 81,9 persen.
"APBN awal keseimbang primer harusnya Rp 462 triliun di Perpres masih dicantumkan Rp 434,4 realisasi hanya Rp 78 triliun. Itu turun dengan tajam 81,9 persen dari posisi keseimbangan primer tahun lalu yang sebesar Rp 431,6 triliun," imbuhnya.
Pendapatan Negara Rp 2.626,4 Triliun
Adapun realisasi pendapatan negara sebesar Rp 2.626,4 triliun pada 2022 atau tumbuh 30,6 persen dibandingkan tahun 2021 yang realisasi hanya sebesar Rp 2.011,3 triliun.
"Realisasi yang bisa kita kumpulkan adalah di Rp 2.626 triliun realisasi sementara. Dalam hal ini realisasi adalah 115,9 persen dari Perpres 98 yang sudah direvisi," kata Sri Mulyani.
Ia mengatakan, jika dibandingkan target awal APBN 2022 yang sebesar Rp 1.846,1 triliun, kenaikan pendapatan negara ini sudah jauh lebih tinggi.
"Pertumbuhan dari pendapatan negara kita adalah 30,6 persen dibandingkan tahun lalu yang realisasinya adalah Rp 2.011. Jadi ini kenaikan 30,6 persen dari pendapatan negara," jelasnya.
Ani mengatakan, pendapatan negara itu terdiri dari penerimaan pajak, kepabean dan cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Adapun realisasi pajak sebesar Rp 1.716,8 triliun atau tumbuh 34,3 persen.
"Tahun lalu penerimaan pajak kita adalah Rp 1.278 itu pun sudah tumbuh 19,3 persen. Tahun ini tumbuh lebih tinggi lagi di 34,3 persen, ini adalah kinerja dua tahun berturut-turut di atas dari target," jelasnya.
Sedangkan pada kepabean dan cukai berhasil dikumpulkan sebesar Rp 317,8 triliun atau tumbuh 18 persen dari tahun lalu yang realisasi sebesar Rp 269 triliun.
"Tahun ini sebetulnya diharapkan pada APBN 2022 awalnya target Rp 245 triliun kemudian direvisi Rp 299 triliun dan ternyata bea cukai bisa mengumpulkan Rp 317,8 triliun. Ini 106,3 persen dari Perpres 98 atau tumbuh 18 persen dari realisasi tahun lalu," ujarnya.
Ani mengatakan, pada PNBP realisasi pada 2022 mencapai Rp 588,3 triliun atau tumbuh Rp 28,3 persen atau Rp 458,5 triliun dari realisasi 2021.