Stabilitas Sektor Keuangan Terjaga, OJK Ungkap Penguatan IHSG 2022 Lampaui 4 Persen

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/Tangkapan layar

VIVA Bisnis – Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga. Sementara itu kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) konsisten tumbuh meningkat. 

Kondisi tersebut dapat mempertahankan momentum peningkatan kinerja perekonomian nasional, di tengah tingginya ketidakpastian global.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengatakan, untuk perkembangan pasar modal hingga 30 Desember 2022, OJK mencatat adanya pelemahan 3,26 persen month-to-date (mtd) ke level 6.850,62 dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp 20,91 triliun (mtd).

"Secara year-to-date (ytd), IHSG tercatat menguat sebesar 4,09 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp 60,58 triliun," kata Inarno dalam keterangannya, Senin, 2 Januari 2023.

Ilustrasi IHSG.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 0,82 persen (mtd) dan 3,60 persen (ytd) ke level 344,78. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non-resident tercatat sebesar Rp 236,57 miliar (mtd) atau Rp 199,51 miliar (ytd).

Sementara di pasar SBN, non-resident mencatatkan inflow Rp 25,43 triliun (mtd), sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 6,24 bps (mtd) di seluruh tenor. Secara year-to-date, yield SBN telah meningkat rata-rata sebesar 51,30 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp 128,98 triliun.

Lebih lanjut, kinerja reksa dana menurun dan tercermin dari penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) 1,47 persen (mtd) di Rp 504,62 triliun, dan tercatat net redemption sebesar Rp 0,76 triliun (mtd). Secara ytd, NAB turun sebesar 12,76 persen dan masih tercatat net redemption sebesar Rp 79,11 triliun.

"Minat untuk penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022 masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp267,73 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten yang merupakan rekor tertinggi jumlah emiten baru," ujar Inarno.

Di pipeline, lanjut Inarno, masih terdapat 84 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 81,41 triliun. Di antaranya merupakan rencana IPO yang akan dilakukan oleh emiten baru, yakni sebanyak 58 perusahaan. 

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, terdapat 14 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 337 Penerbit, 136.779 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 721,84 miliar.

"Di tahun 2022, jumlah investor pasar modal telah mencapai 10,31 juta investor, yang merupakan milestone baru bagi industri pasar modal. Dukungan kemudahan masyarakat mengakses instrumen pasar modal dan perluasan kanal distribusi terutama secara digital, mendukung lonjakan pertumbuhan investor sebesar 37,68 persen (yoy)," ujarnya.