Solusi Pengaturan Stok Barang di Gudang Agar Industri Kelas Menengah Tak Merugi
- Dokumentasi Jubelio.
VIVA Bisnis – Demi mewujudkan Making Indonesia 4.0 dengan fokus menjembatani kebutuhan industri dengan startup penyedia teknologi, Kementerian Perindustrian membuat Startup4industry yang merupakan program pembinaan tech startup. Program yang sudah berjalan sejak 2018 ini telah mendorong terjalinnya 80 hubungan bisnis antara tech startup dan pelaku industri.
Rangkaian program Startup4industry antara lain kompetisi, proyek implementasi teknologi, coaching, investor speed dating, B2B speed dating, serta keikutsertaan dalam pameran. Dan kali ini, Startup4industry 2022 menggelar kompetisi untuk menjawab kebingungan pelaku usaha mengetahui stok barang jualannya yang hilang atau menemukan jumlah yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
Tentu menghitung secara manual cukup menghabiskan waktu terlebih jika ada human error saat mengatur stok. Lalu, bagaimana Industri Kelas Menengah (IKM) mampu menjawab kebutuhan tersebut. Siapa dia?
Baca juga: Jokowi Beri Kabar Defisit APBN Tahun Ini 2,49 Persen
PT Surya Sarana Dinamika (SSD) sebagai juara ke III hadir melayani kebutuhan sistem otomasi industri dan robotik di Indonesia. SSD memiliki keahlian di bidang robotik, sistem otomasi (mekanik dan elektrik), modifikasi mesin, training center, service center, internet of things serta sebagai konsultan sistem otomasi.
Talenta Amelia, Business Development SSD mengatakan pelaku IKM harus memiliki ketelusuran data yang akurat guna mendapatkan kelancaran dalam suatu proses.
“Nah, SSD ini membantu IKM di Indonesia dengan menciptakan suatu software bernama warehouse management system untuk memiliki kelengkapan data mulai dari pencatatan produk masuk keluar dari gudang, jadwal produksi kapan, pengiriman produk kapan hingga cek quality kapan yang tersimpan dalam software tersebut,” katanya.
Apabila pencatatan gudang ini berantakan, lanjutnya, tentu akan berdampak terutama kinerja karyawan yang tidak efektif dalam mengerjakan pekerjaannya. Selain itu, dapat mengganggu jadwal pengiriman apabila barang tersebut hilang atau tidak ditemukan. Selain itu juga berdampak pada branding perusahaan sampai ke income perusahaan itu sendiri.
“Jadi, kami ingin memberikan kemudahan untuk mengontrol apa yang terjadi di gudang baik dari proses pengiriman, penerimaan, penyimpanan dan perpindahan juga pengambilan. Kalau kita lihat di produksi ya, kan ada kodenya di simpen di rak A, B, atau C. Nah, itu kita bisa tracing ngambilnya di mana, kadaluarsanya kapan jadi bisa tahu first in first out apa yang dibutuhkan IKM dengan kepemilikan gudang dengan menaruh barcode di setiap produknya,” jelasnya.
Talenta mengungkapkan SSD senang sekali mengikuti kompetisi S4I ini karena dapat membuktikan bahwa IKM itu mampu naik kelas. SSD hadir untuk membantu IKM mengurangi kerugian stok barang setelah proses produksi sampai pengiriman, menyediakan data stock produk yang mampu menghasilkan efisien SDM maupun waktu.
Begitu juga dengan Artaka yang merupakan sebuah aplikasi pembukuan digital untuk membantu industri UMKM yang sebelumnya unbankable menjadi bankable.
VP Business Development Artaka, Dedy Santoso menjelaskan hampir seluruh UMKM yang berada di micro dan macro tidak memiliki pencatatan pembukuan yang lengkap. Hal ini membuat Artaka terpacu untuk mengedukasi perihal pembukuan digital dengan sangat mudah.
“Tidak banyak UMKM yang memiliki pencatatan pembukuan usaha yang baik. Mulai dari stok hingga laba juga arus kas bisa diperoleh hanya dengan satu aplikasi ini. Hanya dengan Rp 22 ribu per bulan UMKM yang berlangganan bisa mendapat layanan tersebut. Data yang sudah tercatat nanti bisa di download dan setelah itu data bisa segera dihapus. Jadi tidak perlu khawatir data tersebut dipergunakan tidak semestinya,” jelasnya.
Keunggulan Artaka, lanjut Dedy, yakni memberikan banyak kemudahan termasuk memberikan microsite yang bisa digunakan untuk penjualan. Pihaknya juga telah bekerja sama dengan berbagai metode pembayaran sehingga pelanggan bisa dengan mudah menyelesaikan pembelanjaannya. Terlebih lagi, pelaku UMKM bisa mendapatkan laporan laba rugi, arus kas dan neraca.
“Kami melatih 10 mitra IKM selama 10 minggu di mana mereka akhirnya telah memiliki laporan keuangan laba rugi, arus kas dan neraca. Lalu, kami juga menyediakan microsite untuk mereka berjualan layaknya marketplace dengan berbagai e-catalognya. Pelanggan dapat membeli dan memilih berbagai layanan payment method elektronik beserta QR payment dan membuat kesepakatan dengan Telkomsel sebagai suplayer di 99 persen usahaku serta mendapatkan free voucher adsense MyAds sebesar Rp 250 ribu,” jelasnya.
Dedy mengungkapkan pihaknya sangat terbantu dengan adanya Kompetisi S4I ini karena mampu menjembatani pelaku IKM dengan penyedia teknologi sehingga menjadi mencetak IKM modern yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas.
“Terima kasih kepada Kementerian Perindustrian khususnya Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menegah dan Aneka (IKMA) melalui S4I yang dapat mempercepat perwujudan Making Indonesia 4.0 ini,” ujarnya.