Pabrik Petrokimia Lotte Chemical Dibangun di Banten, Kontrak EPC Diteken

Logo Lotte Chemical.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVA Bisnis – Pembangunan pabrik petrokimia milik Lotte Chemical di Banten segera dimulai. Hal itu ditandai dengan penandatanganan kontrak kerja sama antara PT Arkha Jayanti Persada Tbk dengan PT Inerco Global International dan PT Krakatau Engineering untuk pembangunan Lotte Chemical Indonesia New Ethylene (Line).

Dimulainya pembangunan ini juga ditandai dengan penandatanganan perjanjian Engineering, Procurement & Construction (EPC) antara Presiden Direktur Lotte Chemical Indonesia, Lee Kwan Ho selaku pemilik proyek dengan President & CEO of Lotte Engineering & Construction, Ha Suk-Joo, serta dengan COO Hyundai Engineering & Co Ltd Corporation Basic Chemicals, Hwang Jin Koo.

Direktur Utama PT Inerco Global International, Hendrik Kawilarang Luntungan mengatakan, semua pihak berharap proyek ini bisa memenuhi kebutuhan produk petrokimia di Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, lanjut dia, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dan Vice Chairman & CEO, Lotte Group Chemical Business Sector, Kim Gyo Hyun sehubungan dengan fasilitas percepatan realisasi investasi.

Dia menjelaskan, perusahaan Korea tersebut akan menginvestasikan US$4 Miliar dalam pembangunan pabrik yang berada di Cilegon, Banten.

“Saat ini lebih dari 50% kebutuhan produk petrokimia dalam negeri di Indonesia dipenuhi oleh barang impor. Investasi dengan nilai US$4 miliar ini merupakan investasi luar negeri terbesar sejauh ini yang dilakukan grup  perusahaan Lotte Chemical Corporation (LCC),” kata Hendrik dalam keterangan tertulis, Kamis 15 Desember 2022.

Ditargetkan Selesai 2025

Proyek kompleks petrokimia ini memulai pekerjaan konstruksi pada 2022 dan ditargetkan selesai pada 2025. Harapannya pabrik ini bisa memenuhi kebutuhan petrokimia di Indonesia.

Hendrik mengungkapkan, investasi yang dilakukan Lotte Chemical Indonesia ini dapat melahirkan produk-produk substitusi impor yang diharapkan meningkatkan neraca perdagangan Indonesia.

“Di sisi lain juga mendatangkan devisa dan menciptakan lapangan kerja,” tutupnya.