ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang di Asia

ADB
Sumber :
  • www.china.cn

VIVA Bisnis – Asian Development Bank (ADB) memangkas, proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia dan Pasifik yang sedang berkembang. Hal itu karena memburuknya ekonomi global akibat konflik di Rusia dan Ukraina hingga kebijakan Zero Covid China. 

Kepala Ekonom ADB Albert Park mengatakan, perekonomian kawasan tersebut diperkirakan akan tumbuh 4,2 persen pada 2022 dan 4,6 persen tahun depan. Itu lebih rendah dibandingkan proyeksi ADB September lalu yang diperkirakan akan tumbuh 4,3 persen pada 2022 dan 4,9 persen 2023.

“Asia dan Pasifik akan terus pulih, tetapi kondisi global yang memburuk menunjukkan bahwa momentum di kawasan ini akan melambat seiring kita menyongsong tahun baru,” kata Albert dalam keterangannya, Kamis 15 Desember 2022.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 15 Desember 2022: Global Tergelincir, Antam Stagnan

Adapun pengetatan kebijakan moneter oleh banyak bank sentral di seluruh dunia dan di kawasan tersebut, invasi Rusia ke Ukraina yang berkepanjangan, serta lockdown yang terus menerus dilakukan di Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Telah memperlambat pemulihan kawasan Asia yang sedang berkembang, dari pandemi COVID-19.

Sedangkan dari pembatasan COVID-19 di bawah kebijakan Zero Covid bersamaan dengan pasar properti yang sedang dalam kesulitan, telah menyebabkan proyeksi pertumbuhan RRT diturunkan lagi.

“Pemerintah dari berbagai negara perlu bekerja sama lebih erat untuk mengatasi tantangan yang belum usai dari COVID-19, memerangi efek tingginya harga pangan dan energi. Terutama terhadap masyarakat miskin dan rentan, serta memastikan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif," jelasnya.

Pertumbuhan Ekonomi

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
 

Sementara untuk inflasi kawasan Asia dan Pasifik yang sedang berkembang, ADB juga menurunkan proyeksinya tahun ini menjadi 4,4 persen dari sebelumnya 4,5 persen. Namun, ADB menaikkan proyeksinya untuk tahun depan menjadi 4,2 persen dari sebelumnya 4,0 persen akibat berlanjutnya tekanan inflasi dari energi dan pangan.

Albert mengatakan meskipun proyeksi tersebut diturunkan, kawasan Asia yang sedang berkembang masih tetap lebih baik keadaannya daripada belahan dunia yang lain, baik dari segi pertumbuhan maupun inflasi.

Untuk proyeksi ADB pada pertumbuhan Asia Tenggara tahun ini dinaikkan menjadi 5,5 persen dari sebelumnya 5,1 persen di tengah kuatnya pemulihan konsumsi dan pariwisata di Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Akan tetapi, proyeksi untuk tahun depan diturunkan menjadi 4,7 persen dari sebelumnya 5,0 persen akibat melemahnya permintaan global.