Jelang 50 Tahun Hubungan Ekonomi, Kemenperin Ajak Korea Selatan Latih SDM RI
- istimewa
VIVA BIsnis – Kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan akan genap berusia 50 tahun pada 2023. Kedua negara yang memiliki sejarah panjang tersebut kemudian kembali bersepakat melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) antara Kementerian Perindustrian dengan Ulsan College dan Kocham Indonesia.
Memorandum of Understanding (MoU) tersebut penting dilakukan mengingat Investasi Korea Selatan di Indonesia dalam kurun waktu 2017-2021 telah menjadi investor terbesar ketiga di Indonesia sebesar US$8,18 miliar. Dan pada kunjungan Presiden Jokowi Juli 2022 ke Korea Selatan, juga telah ditandatangani kesepakatan US$6,37 miliar dan akan menyerap lebih dari 58 ribu tenaga kerja.
Baca juga: Peran Kopi Dalam Sejarah Minangkabau
Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan mengatakan kerja sama dengan Korea Selatan disepakati dalam bentuk pelatihan antara Ulsan College dan Kocham bersama Balai Diklat Industri Kemenperin dan PIDI 4.0, kerja sama pendidikan antara Ulsan College dan Politeknik Kemenperin.
Selain itu, kerja sama dilakukan dalam membuat sertifikat kompetensi, program pendidikan untuk ASN Kemenperin, program akademik jangka pendek khusus atau program budaya, hingga penelitian dan publikasi bersama.
Kemudian, kerja sama juga mencakup pengembangan tenaga kerja dan kerja sama ketenagakerjaan di Indonesia dan Korea Selatan, pertukaran informasi dan materi yang menjadi kepentingan bersama, termasuk kunjungan benchmarking dan pertukaran tenaga ahli, modul pembelajaran, kurikulum, teknologi, dan tenaga teknis terkait transformasi industri 4.0.
“Penandatanganan MoU ini adalah langkah awal yang tentunya perlu ditindaklanjuti dengan rencana teknis yang disepakati oleh tim teknis kedua pihak agar terlaksana,” jelas Arus dalam keterangannya, Senin 12 Desember 2022.
Kementerian Perindustrian sendiri menaungi 11 Politeknik, 2 Akademi Komunitas, 9 Sekolah Menengah Kejuruan, serta 7 Balai Diklat Industri yang setiap tahun menghasilkan ribuan SDM kompeten dan siap kerja.
“Kami harapkan dari MoU ini akan dilahirkan banyak kesempatan penyerapan tenaga kerja baik di Indonesia dan Korea Selatan serta peningkatan keahlian teknologi dan manajemen Indonesia dari benchmarking Korea Selatan,” kata Arus.
Sebelumnya, dengan Kemenperin, kerja sama Korea Selatan dan Indonesia berupa kerja sama strategis di bidang pengembangan pusat teknologi alat-alat permesinan di Bandung dengan Korea Institute for Advancement of Technology (KIAT), aktivitas kerja sama terkait industri 4.0 dengan NRC, pembangunan smart factory dan test bed di PIDI 4.0 dengan KITECH, ILJOO GnS dan Gachon University.
“Dalam lingkup berbagai kerja sama tersebut telah ada beberapa kerja sama yang sedang berjalan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin diantaranya kerja sama terkait pengembangan pusat ekosistem startup di PIDI 4.0 yang didukung oleh STEPI serta pengenalan ICT practical enterprise di Indonesia untuk pendidikan vokasi yang didukung KRIVET, keduanya merupakan afiliasi lembaga riset NRC,” jelas Arus.
Sedangkan, Staf Ahli Menteri Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kemenperin, Andi Rizaldi, mengapresiasi kerja sama tersebut. "MoU Perkembangan Eco-Industrial Park (EIP) Model Korea di Indonesia dapat mempercepat transformasi Industrial Estates di Indonesia menuju Eco-Industrial Park," ucap Andi.