RI 29 Tahun Terjebak di Middle Income Trap, Menteri Suharso Ungkap Penyebabnya
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA Bisnis – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas, Suharso Monoarfa mengungkapkan, penyebab Indonesia terjebak di middle income trap selama 29 tahun. Ia menegaskan, dibandingkan dengan China, sebenarnya Indonesia sudah lebih dulu menjadi negara berpendapatan menengah (middle income) pada sekitar tahun 1982-1983.
Di mana, saat itu perekonomian Indonesia sudah beralih dari negara lower income menuju ke middle income country. Namun, saat terjadi gejolak politik-ekonomi yang menyebabkan krisis di tahun 1998, Indonesia nyatanya harus kembali masuk ke dalam kategori negara lower income.
"Hingga kemudian kita kembali lagi menjadi negara middle income pada tahun 2002 hingga 2018 -2019, dan kemudian lalu kita masuk ke upper income country," kata Suharso dalam telekonferensi di acara 'Indonesia Development Forum 2022: Knowledge and Initiate Session', Senin 21 November 2022.
Suharso mengatakan, memang menarik mengkategorikan negara-negara di dunia dengan klasifikasi mulai dari lower income, middle income, hingga ke high income country.
"Tapi yang menarik adalah bahwa yang middle income itu seringkali terjebak untuk naik kelas, atau untuk bisa graduasi ke tingkat yang lebih tinggi. Banyak ranjaunya dan hal-hal yang mesti dipenuhi," ujarnya.
Posisi Middle Income Country Semestinya Sekitar 14-28 Tahun Saja
Hal itulah yang menurut Suharso sempat dialami oleh Indonesia, yang cukup lama berada di posisi middle income country. Padahal, berdasarkan sejumlah studi, sebuah negara semestinya hanya berada di posisi middle income country sekitar 14-28 tahun saja.
"Tapi saat ini sudah 29 tahun kita masih nge-down di middle income country. Karena itu kita disebut middle income trap," kata Suharso.
Dia menjelaskan, berdasarkan pengalaman dan sejarah dari negara-negara tetangga Indonesia, mereka umumnya tidak terlalu lama untuk berada di posisi middle income trap, yakni sekitar 18-20 tahun saja. Bahkan, negara Chili disebut-sebut hanya sekitar 14 tahun saja berada di posisi middle income, sampai akhirnya menjadi negara high income country.
Mengenai apa kunci utama yang harus dilakukan atau dimiliki oleh para negara yang berhasil beranjak dari jebakan negara middle income itu, Suharso pun menegaskan bahwa kuncinya ada di aspek industrialisasi yang bisa dilakukan oleh negara tersebut.
"Salah satu strategi instrumen yang pas, yang digunakan oleh negara-negara itu, adalah industrialisasi. Industri inilah yang menjadi kunci di mana sebuah negara dapat segera terbebas dari middle income trap, terutama industri manufaktur," ujarnya.