Khawatir Pasokan Berkurang, Harga Minyak Turun ke Posisi Terendah Dalam 2 Bulan
- http://www.oilman.com.au/
VIVA Bisnis – Harga minyak dunia turun dan berada di dekat posisi terendahnya dalam dua bulan terakhir pada Senin pagi. Hal itu, disebabkan oleh kekhawatiran pasokan yang berkurang, sementara permintaan bahan bakar China dan kenaikan suku bunga bebani harga.
Dilansir dari Economic Times pada Senin 21 November 2022, harga minyak mentah berjangka Brent tergelincir 28 sen atau 0,3 persen ke level US$87,34 per barel atau ke level terendah sejak 27 September 2022. Sementara, harga minyak berjangka untuk West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Desember turun 8 sen jadi US$80 per barel, dan untuk Januari turun 21 menjadi US$79,90 per barel.
Adapun kedua minyak yang menjadi patokan harga minyak dunia tersebut turun ke level terendahnya sejak 27 September 2022 sejak Jumat pekan lalu. Hal itu memperpanjang penurunan untuk minggu kedua pekan ini, dengan harga Brent turun 9 persen dan WTI turun 10 persen.
Baca juga: Gandeng WALI, Apkulindo Perluas Waralaba Kuliner Agar Pulih Lebih Cepat Pasca Pandemi
Seperti diketahui, pasokan minyak mentah yang ketat di Eropa telah berkurang karena penyulingan atau produksi menumpuk stok menjelang embargo Uni Eropa pada 5 Desember terhadap minyak mentah Rusia. Hal itu memberikan tekanan pada pasar minyak mentah fisik di seluruh Eropa, Afrika dan Amerika Serikat.
Kepala kebijakan energi UE mengatakan kepada Reuters bahwa UE mengharapkan peraturannya selesai tepat waktu untuk pengenalan rencana G7 untuk membatasi harga minyak mentah Rusia pada 5 Desember.
Analis RBC Capital Mike Tran mengatakan berakhirnya kontrak WTI pada Desember yang lemah mengindikasikan penjualan pasar lemah daripada kelembutan pasar fisik yang sebenarnya.
"Persediaan global yang ketat tidak mendukung alasan tradisional surplus barel untuk contango," katanya dalam sebuah catatan.
Sementara, indikator pasar spot Laut Utara dan Afrika Barat jauh dari kuat. “Mereka juga tidak menunjukkan tanda-tanda kesusahan,” tambah Mike..
Sedangkan, pasar diesel tetap ketat, dengan Eropa dan Amerika Serikat bersaing untuk per barelnya. Sementara China hampir menggandakan ekspor dieselnya pada Oktober dari tahun sebelumnya menjadi 1,06 juta ton, tapi volumenya jauh di bawah 1,73 juta ton pada September.
Permintaan importir minyak mentah utama dunia itu tetap terhambat oleh pembatasan COVID-19 sementara ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut di tempat lain telah meningkatkan greenback, membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi investor.