Menteri Investasi: G20 Peluang untuk Yakinkan Investor Tanam Modal di Indonesia

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

VIVA Bisnis – Presidensi G20 Indonesia menjadi momentum penting untuk bisa meningkatkan keyakinan investor pada Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi. Demikian diungkapkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Bahlil mengatakan, G20 akan dijadikan sebagai momentum strategis terukur untuk meningkatkan kepercayaan investor.

“Betul-betul kita harus manfaatkan peluang ini dalam rangka meyakinkan investor, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk tetap percaya kepada Indonesia dalam menanamkan modalnya di negara kita," kata Bahlil dalam konferensi pers "Investasi Terus Tumbuh Topang Pertumbuhan Ekonomi" dilansir dari Antara, Kamis, 10 November 2022.

G20 Indonesia 2022. (ilustrasi)

Photo :
  • VIVA/Fikri Halim

Laju Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung, lanjut Bahlil terus meningkat. Begitu pula dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang semakin baik setiap tahunnya terjadi karena kepercayaan luar biasa terhadap Indonesia.

Ia pun menilai kepercayaan tersebut salah satunya juga didukung kepemimpinan Presiden Jokowi yang cemerlang, diantaranya terkait pengendalian COVID-19, pemulihan ekonomi, hingga upaya untuk membangun ekosistem dan stabilitas ekonomi.

"Presiden Jokowi menurut saya memimpin negara kita dalam posisi yang on the track dalam konteks mengendalikan pandemi, pemulihan ekonomi, sekaligus mampu melakukan cara di luar kelaziman untuk membangun ekosistem dan stabilitas ekonomi khususnya terkait hilirisasi," kata Bahlil Lahadalia.

Dalam forum G20, lanjutnya, Pemerintah Indonesia akan fokus untuk terus mendorong transformasi ekonomi lewat hilirisasi. Ia menyebut hilirisasi tidak hanya terkait nikel.

Nikel, menurutnya jadi pelajaran besar bagi Indonesia untuk bisa meningkatkan nilai tambah ekspor nasional mengingat hilirisasi nikel telah meningkatkan ekspor nasional dari hanya 3,3 miliar dolar AS pada 2017 menjadi 20,9 miliar dolar AS pada 2021.

"Di 2022, taksiran kami akan mencapai 27 sampai 30 miliar dolar AS," kata Bahlil.

Lebih lanjut ia mengemukakan empat poin yang telah disepakati di tingkat menteri di kelompok kerja perdagangan, investasi dan industri, khususnya sektor investasi, akan masuk dalam pembahasan di tingkat kepala negara nanti.

Keempat poin itu yakni hilirisasi dan penciptaan nilai tambah, kolaborasi dengan pengusaha daerah dan UMKM, pemerataan investasi hingga Bali Compendium. (Ant)