Garap Proyek Green Hydrogen dan Ammonia, Pertamina Gandeng Chevron
- Pertamina
VIVA Bisnis – PT Pertamina (Persero) bakal menggandeng Chevron Corporation, dalam rencana mereka mengembangkan green hydrogen dan green ammonia. Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina Power Indonesia (PPI), Fadli Rahman mengatakan, saat ini rencana tersebut masih dalam tahap kajian bersama atau join study.
Rencana ini pun sebenarnya sudah dibahas secara serius oleh kedua belah pihak sejak 2021 lalu, hingga dilakukan kesepakatan penandatanganan kerja sama pada pertengahan 2022 lalu.
"Kerja samanya sudah ditandatangani pertengahan tahun ini. Makanya ini ditindaklanjuti, supaya kita bisa membuat proyek yang konkret dengan Chevron," kata Fadli di Kementerian BUMN, Selasa 8 November 2022.
Melalui kerja sama ini, Fadli memastikan bahwa baik Pertamina maupun Chevron akan berkolaborasi memanfaatkan kapasitas dan kapabilitas yang mereka miliki masing-masing.
Mengenai lokasi proyek yang bakal digarap dari kerja sama ini, Fadli menjelaskan bahwa proses penggarapan green hydrogen dan green ammonia akan dilakukan di kawasan WKP di Sumatera karena dinilai sangat berpotensi.
"Pelaksanaan kerja sama ini kemungkinan besar dilakukan di area Sumatera," ujarnya.
Dukung Net Zero Emission
Diketahui, kerja sama Pertamina-Chevron ini dilakukan dalam rangka mendukung target Net Zero Emission Indonesia pada 2060 mendatang. Dimana, Pertamina berkomitmen meningkatkan bauran energi terbarukan dari 9,2 persen pada 2019, menjadi 17,7 persen pada 2030.
Baik Chevron dan Pertamina berencana untuk mempertimbangkan teknologi panas bumi baru, penyeimbangan karbon (carbon offsets) melalui solusi berbasis alam, penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon, serta pengembangan, produksi, penyimpanan, dan transportasi hidrogen dengan rendah karbon.
Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di Washington, yang dihadiri oleh Jay Pryor, Vice President, Corporate Business Development, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan, dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.