The Fed Kasih Sinyal Naikkan Lagi Suku Bunga, Rupiah Melemah

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Selasa pagi, 1 November 2022. Terpantau pukul 09.13 WIB rupiah melemah sebesar 69 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp 15.623 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp 15.554 per dolar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp 15.596 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dolar AS saat ini diperdagangkan menguat terhadap mata uang utama. Hal itu didorong oleh koreksi saham AS, di mana pelaku pasar memposisikan diri untuk kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (the Fed) minggu ini.

Uang dolar AS dan rupiah.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

"Bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada hari Rabu dalam rapat FOMC bulan ini. Tetapi investor akan menantikan sinyal terkait Fed yang mungkin mempertimbangkan perlambatan kenaikan suku bunga di masa depan," ujar Josua saat dihubungi VIVA, Selasa 1 November 2022.

Josua menuturkan, indeks dolar kemarin ditutup naik sebesar 0,70 persen atau terbesar dalam 10 hari. Dalam hal ini karena jelang keputusan the Fed Rabu mendatang, serta pelaku pasar melakukan re-balancing terhadap portofolio di akhir bulan.

"Mengikuti penguatan, imbal hasil UST 10 tahun juga ditutup lebih tinggi sebesar 4 basis poin menjadi 4,05 persen. Sementara itu, pasar saham AS ditutup melemah dengan DJIA (-0,4 persen); S&P500 (-0,7 persen) dan Nasdaq (-1,0 persen)," jelasnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU/aa

Josua menjelaskan, untuk rupiah diperdagangkan melemah terhadap dolar AS sejak sesi pembukaan kemarin di kisaran Rp 15.570-Rp 15.580.

"Rupiah dan mata uang Asia lainnya diperdagangkan melemah terhadap dolar AS karena investor tetap berhati-hati atas pertumbuhan China, menjelang potensi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve minggu ini," terangnya.

Sedangkan dari data ekonomi yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini diperkirakan inflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan atau 5,91 persen tahunan.

"Rupiah diperkirakan akan berada di sekitar Rp 15.550-Rp 15.650," ujar Josua.