Menko Airlangga Bertemu Sekjen PBB di New York, Ini yang Dibahas

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Sekjen PBB Antonio Guterres di markas besar PBB, New York.
Sumber :
  • Kemenko Perekonomian

VIVA Bisnis – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menggelar pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres di Markas Besar PBB, New York. Airlangga dan Antonio pun membahas sejumlah hal, salah satunya yakni mendorong PBB untuk memperpanjang 'Black Sea Initiatives' yang masa berlakunya akan habis pada November 2022.

Black Sea Initiatives itu sebelumnya merupakan kesepakatan antara Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB, untuk memastikan pengiriman pasokan pangan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia agar tetap aman di tengah kondisi perang antara kedua negara tersebut.

"Pemerintah Indonesia mendukung perpanjangan Black Sea Initiatives hingga melampaui November 2022," kata Airlangga dalam keterangannya, Jumat 28 Oktober 2022.

Gedung PBB di New York, Amerika Serikat.

Photo :
  • tvOne/ Yanri Subekti (Amerika Serikat)

Airlangga mengapresiasi langkah Sekjen PBB membentuk Global Crisis Response Group (GCRG) dan Black Sea Initiatives guna menghadapi konflik Rusia-Ukraina yang berdampak pada disrupsi pangan dan produk pertanian global. Dia memastikan, PBB pun optimistis bahwa pihak-pihak yang terlibat akan menyetujui perpanjangan inisiatif ini.

Selain pembahasan tersebut, Airlanga juga turut membicarakan pentingnya capaian penyelenggaraan KTT G20, dengan mempertimbangkan berbagai masukan dari negara-negara G20. Kondisi geopolitik dunia menurutnya telah menjadi dinamika tersendiri, dalam menyatukan visi negara-negara G20.

"Indonesia berkomitmen dalam memperjuangkan ketiga agenda utama G20 tahun ini yakni Global Health Architecture, Digital Economy Transformation, serta Energy Transition," ujar Airlangga.

Terkait isu arsitektur kesehatan global, Airlangga juga memaparkan soal keberhasilan Indonesia dalam mengusulkan Financial Intermediary Fund sebagai dana kesiapsiagaan, pencegahan, dan respons terhadap pandemi COVID-19 hingga sebesar US$ 1,4 miliar.

Menanggapinya, Guterres pun menyampaikan rasa simpati dan keprihatinan atas berbagai tantangan global yang terjadi dalam masa kepemimpinan Indonesia pada G20, yang saat ini berlangsung dalam instabilitas geopolitik dunia, krisis multidimensi, dan proses pemulihan pasca pandemi COVID-19. Karenanya, Dia pun menyatakan dukungan terhadap upaya Indonesia dalam G20.

"PBB bersolidaritas penuh dan mendukung kepemimpinan Presidensi G20 Indonesia. Ini merupakan sebuah pencapaian diplomatik yang luar biasa di tengah kondisi global hari ini," ujar Guterres.