Ekonomi 2023 Terancam Resesi, Kemenkop UKM Wanti-wanti UMKM soal Ini
VIVA Bisnis – Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing, Kemenkop UKM RI, Eddy Satriya meminta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mandiri. Sebab pada 2023, dunia dihadapkan dengan 'kegelapan' dan ancaman resesi, akibat meningkatnya harga dan tingginya inflasi.
Eddy mengatakan, tantangan eksternal yang akan dihadapi nantinya diantaranya dari energi dan pangan. Karena kedua komoditas tersebut saat ini sedang mengalami gejolak harga.
"Dengan adanya ancaman seperti itu (UMKM) harus mandiri. Artinya justru peluang besar untuk UMKM di kedua sektor, terutama di food supply chain itu untuk ikut mengamankan," ujar Eddy dalam acara Konferensi Menuju Digital, Kamis 27 Oktober 2022.
Eddy menjelaskan, dengan ancaman tersebut UMKM diminta untuk memaksimalkan teknologi digital dalam berbisnis. Di mana dari hal itu UMKM akan menjadi mandiri dalam mendistribusikan produknya.
"Jadi mestinya UMKM kita mulai dari petani yang menghasilkan dari desa, pengepul bisa memaksimalkan aplikasi menyambungkannya kepada distributor di kota besar sampai retail," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan sejumlah tanda-tanda bahwa ekonomi global "sangat dekat" dengan resesi. Hal itu kata dia, terlihat dari inflasi tetap tinggi, suku bunga naik, dan beban utang yang meningkat menghantam negara-negara berkembang.
Atas sejumlah hal tersebut, Bank Dunia kata Malpass juga telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2023 dari 3,0 persen menjadi 1,9 persen untuk pertumbuhan global. Kondisi itu tentu sangat dekat dengan resesi dunia.
"Semua masalah yang diperhatikan orang, masalah inflasi, kenaikan suku bunga, dan pemutusan aliran modal ke negara berkembang sangat memukul orang miskin," kata Malpass menyoroti penumpukan utang negara-negara berkembang di pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, dunia saat ini sedang ada dalam kondisi yang bahaya. Sebab kondisi perekonomian global sedang dalam keadaan yang menantang.
"Kita bertemu lagi saat situasi ekonomi global semakin menantang. Dan saya tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa dunia dalam keadaan bahaya," ujar Sri Mulyani.