Bangun Ekosistem Berkelanjutan, LPKR Gencarkan Peremajaan hingga Ruang Terbuka Hijau
VIVA Bisnis – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berkomitmen menciptakan ekosistem perkotaan berkelanjutan dan berkembang untuk dinikmati semua orang.
Dalam perencanaan pembuatan lokasi, LPKR berusaha untuk meminimalisir gangguan pada ekosistem yang ada dan bentang alam, serta memastikan ketersediaan ruang hijau terbuka yang memadai dalam masterplan sesuai dengan peraturan daerah.
CEO LPKR John Riady menyampaikan, manajemen mendorong tujuan bersama untuk memajukan kesejahteraan seluruh pihak yang dilayani. Salah satunya melalui pengelolaan dampak ekologis dan pelestarian keanekaragaman hayati ekosistem alam yang ada di wilayah operasional LPKR.
Langkah tersebut dinilai tidak hanya menguntungkan bagi pelanggan, tetapi juga memberikan dampak positif pada masyarakat sekitar.
"Kami bertekad untuk menciptakan ekosistem perkotaan yang indah, berkelanjutan, dan berkembang untuk dinikmati semua orang," ujar John dalam keterangan tertulis, Rabu 26 Oktober 2022.
Hal itu terutama telah dilaksanakan di kota mandiri yang dikembangkan, seperti Lippo Village, Lippo Cikarang, dan Tanjung Bunga, Makassar. Sebagai contoh, LPKR telah menyediakan 1,8 juta m2 ruang terbuka hijau untuk kawasan Lippo Cikarang.
LPKR juga melakukan investasi yang signifikan untuk peremajaan dan perawatan penghijauan di ruang umum, terutama dengan menanam pohon dan membudidayakan tanaman lokal.
Dari tahun 2019 hingga 2021, LPKR telah menghabiskan lebih dari Rp 1 miliar untuk meremajakan ruang hijau yang pasif atau terlantar di Lippo Village, yang menghasilkan tambahan 32.000 m2 ruang hijau terbuka untuk dinikmati penghuni dan masyarakat umum.
165 Ribu Pohon Telah Ditanam
Sejauh ini, LPKR telah menanam lebih dari 165.000 pohon di tiga proyek kota mandiri terbesarnya, yaitu di Lippo Village, Lippo Cikarang, dan Tanjung Bunga, yang sebagian besar adalah hasil partisipasi penduduk lokal dan komunitas masyarakat.
Selain menciptakan lingkungan yang asri, pohon-pohon tersebut juga berfungsi sebagai penyaring karbon di udara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Penempatan area terbuka hijau di tempat yang strategis dinilai juga membantu mengurangi panas di lingkungan perkotaan. Contohnya, rata-rata temperatur harian di Lippo Village adalah 28 derajat celsius, yang mana 3 derajat lebih rendah daripada rata-rata temperatur harian di Jakarta yaitu 31 derajat celsius.