Sri Mulyani Sebut Belanja Negara Baru Terserap 61,6 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi belanja negara hingga akhir September 2022 mencapai Rp 1.913,9 triliun atau baru terserap 61,6 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Dalam hal ini target belanja APBN 2022 sebesar Rp 3.106,4 triliun.

"Kinerja yang baik dari sisi kemampuan kita menjaga dari guncangan-guncangan global ini tidak terlepas dari APBN yang memberikan peran positif. APBN untuk belanja negara sampai akhir September telah terbelanjakan Rp 1.913,9 triliun," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada APBN KITA, dikutip Minggu, 23 Oktober 2022.

Ani, begitu sapaan akrabnya, merincikan untuk belanja negara tersebut terdiri dari beberapa komponen belanja di antaranya belanja kementerian lembaga (K/L), dengan realisasi telah mencapai Rp 674,4 triliun atau terserap 71,3 persen dari target APBN.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Belanja tersebut, kata dia, dimanfaatkan pada penyaluran berbagai bantuan sosial dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada masyarakat, pengadaan peralatan/mesin. Kemudian jalan, jaringan, irigasi, belanja pegawai termasuk THR dan gaji ke-13 serta kegiatan operasional K/L.  

Selanjutnya, untuk belanja non K/L realisasi baru mencapai Rp 686,8 triliun atau baru terserap 50,7 persen dari target APBN. Belanja itu disalurkan pada penyaluran subsidi, kompensasi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik serta pembayaran pensiun serta jaminan Kesehatan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Berikutnya, pada Transfer ke Daerah (TKD) realisasi sebesar Rp 552,6 triliun atau 68,7 persen dari target APBN. Menurutnya sebagian besar jenis TKD mengalami kenaikan kinerja penyaluran yang disebabkan kepatuhan pemerintah daerah yang lebih baik.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Kemudian, pembiayaan investasi sudah terealisasi sebesar Rp 60 triliun. Di mana pembiayaan tersebut disalurkan pada kluster infrastruktur untuk mendukung belanja modal K/L, khususnya penyelesaian proyek strategis nasional dan pembiayaan sektor perumahan.
 
“Dari sisi ini bahwa belanja negara Rp 1.913,8 triliun, menjadi tools untuk meng-absorb dari guncangan ekonomi global untuk melindungi masyarakat dan perekonomian kita," katanya.