Industri Asuransi Optimistis Resesi Global 2023 Bakal Ciptakan Peluang Jangka Panjang
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA Bisnis – Sejumlah proyeksi ekonomi yang telah dijabarkan oleh lembaga keuangan menyebut ancaman resesi global pada tahun 2023 mendatang harus diwaspadai. Dampaknya bahkan disebut akan menyasar seluruh sektor, karena begitu besarnya pengaruh yang akan terjadi.
Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Tatang Nurhidayat mengatakan, industri asuransi tentunya juga sudah menganalisis mengenai dampak resesi global tersebut. Diakui akan ada dampak nyata bagi industri asuransi apabila resesi global 2023 itu benar-benar terjadi.
Namun, Tatang meyakini bahwa dalam jangka panjang dampak resesi itu justru akan menciptakan peluang-peluang baru.
"Sebetulnya, setiap ada hal atau masalah bagi industri asuransi, memang pada jangka pendek masalah itu akan berdampak ke kita. Tapi dalam jangka panjang, itu biasanya justru akan menjadi peluang," kata Tatang saat ditemui di kantornya, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 20 Oktober 2022.
Dia menjelaskan, peluang jangka panjang itu misalnya seperti meningkatnya kesadaran (awareness) masyarakat, akan pentingnya memiliki asuransi. Walaupun, kondisi ekonomi yang berat itu pasti juga akan berdampak pada industri asuransi sendiri saat resesi itu terjadi.
"Tapi kita berharap, akibat itu nanti akan menghasilkan peluang di masa yang akan datang," ujarnya.
Tatang menegaskan, keyakinannya akan dampak dua sisi mata uang dari ancaman resesi global itu, didasarkan pada pengalaman sektor asuransi saat pandemi COVID-19 terjadi dalam dua tahun terakhir ini.
Asuransi Umum hingga Syariah Tumbuh Positif
Berdasarkan data DAI, baik asuransi umum, asuransi jiwa, atau asuransi syariah, semuanya justru mengalami pertumbuhan positif ketika pandemi COVID-19 melanda dunia secara global.
Bahkan, lanjut Tatang, pertumbuhannya pun dapat dikatakan sangat cukup lumayan. Sehingga, dari situ dia bisa melihat bahwa intinya sektor industri nasional sudah mengalami pertumbuhan yang positif, dan disusul juga dengan klaim yang terkontrol.
"Artinya, kita melihat recovery-nya cukup baik. Kalau di masa pandemi, pertumbuhan negatif tapi klaim justru tinggi. Kalau sekarang sudah mulai membaik lah, di mana pertumbuhannya positif, tapi klaimnya juga justru sudah terkontrol," ujarnya.
Diketahui, data Dewan Asuransi Indonesia mencatat bahwa pertumbuhan asuransi jiwa sangat luar biasa. Secara asuransi komersial yang dilihat per Juni 2022 kemarin, pertumbuhannya cukup besar yakni mencapai 7,9 persen. Hal itu berarti masyarakat masih cukup percaya terhadap sektor asuransi, karena mereka merasakan manfaat asuransi ketika pandemi COVID-19 terjadi.
Selain itu, pertumbuhan asuransi jiwa juga tercatat 7,94 persen, dan pertumbuhan asuransi umum juga tinggi yakni mencapai 8 persen lebih. Angka-angka ini menurut DAI membuktikan bahwa optimisme masyarakat terhadap industri asuransi nasional terjawab, dengan upaya-upaya untuk terus melakukan sosialisasi dan pemahaman soal literasi asuransi kepada masyarakat.