Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Diproyeksi Naik Jadi 4,75 Persen
- VivaNews/ Nur Farida
VIVA Bisnis – Bank Indonesia pada hari ini, 20 Oktober 2022, akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2022. Salah satunya terkait suku bunga acuan BI yang saat ini ada di 4,25 persen setelah sebelumnya naik di 3,75 persen.
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Teuku Riefky menilai, BI perlu menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) di bulan ini. Hal tersebut guna merespons dinamika ekonomi global saat ini.
"Sebagai langkah preventif dalam mengantisipasi potensi aliran modal keluar akibat kenaikan suku bunga The Fed bulan depan, BI perlu menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen pada bulan ini," kata Riefky dalam laporannya, dikutip VIVA.
Riefky mengatakan bahwa hal itu perlu dilakukan. Mengingat bahwa pengetatan moneter terus dilakukan oleh bank-bank setral dunia, inflasi domestik yang tetap tinggi, dan surplus perdagangan yang menyusut.
Menurutnya capaian BI dua bulan terakhir dapat dijadikan acuan bagi Bl untuk tetap berada selangkah lebih depan hingga akhir tahun ini. Dengan pelebaran perbedaan suku bunga yang dihasilkan, diharapkan dapat meredam dampak ketidakpastian eksternal pada pasar keuangan dan valuta asing domestik.
"Menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 50 bps akan membantu Bl untuk memperlambat arus keluar modal dan mengurangi tingkat depresiasi, yang membantu mengurangi tekanan inflasi dari produk impor," jelasnya.
Selain itu kata Riefky, Pemerintah juga dapat melakukan berbagai strategi pelengkap. Seperti memperluas bantuan sosial untuk menjaga pemulihan permintaan masyarakat dan optimisme sektor riil, terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional.
Seperti diketahui, pada bulan sebelumnya Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 50 bps atau 4,25 persen.
"Rapat RDG 21-22 September memutuskan untuk menaikkan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Adapun dengan kenaikan suku bunga tersebut, kenaikan juga terjadi pada suku bunga deposit facility naik sebesar 50 bps menjadi 3,5 persen. Dan suku bunga lending facility naik 50 bps menjadi 5 persen.
"Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah forward looking dan pre emptive untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti ke 3 persen plus minus 1 persen pada paruh kedua 2023," tegasnya.
Selain itu juga jelas Perry, langkah itu diambil untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya. Hal itu karena tingginya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.