AS dan Arab Saudi Bentrok di OPEC+ Harga Minyak Tergelincir

Ilustrasi pengeboran minyak (picture-alliance/imageBROKER/D. Radicevic)
Sumber :
  • dw

VIVA Bisnis – Harga minyak tergelincir diawal perdagangan Asia pada Jumat pagi. Hal itu karena persediaan minyak mentah dan bensin di AS melonjak, sementara Arab Saudi dan Washington terus berselisih mengenai rencana OPEC+ memangkas produksi.

Dilansir dari Economic Times pada Jumat 14 Oktober 2022, dijelaskan bahwa minyak mentah berjangka Brent turun 15 sen atau 0,2 persen ke level US$94,42 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 21 sen atau 0,2 persen ke level US$88,90 per barel.

Diketahui lonjakan penyimpanan minyak mentah AS lebih besar dari perkiraan, bersama dengan kenaikan stok bensin, sehingga membebani harga minyak.

Baca juga: Banyak Negara Terlilit Utang, Ini Solusi Negara G20

Data Administrasi Informasi Energi AS mengatakan persediaan minyak mentah tumbuh sebesar 9,9 juta barel dalam seminggu hingga 7 Oktober menjadi 439,1 juta barel. Angka itu jauh lebih besar dari ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 1,8 juta barel.

Kemudian, stok bensin melonjak 2 juta barel dalam seminggu menjadi 209,5 juta barel, dibandingkan dengan perkiraan analis yang turun 1,8 juta barel.

Sementara agar menjaga harga tidak jatuh lebih jauh adalah penurunan tajam stok minyak sulingan, karena permintaan minyak untuk pemanas diperkirakan akan meningkat saat musim dingin mendekat.

Papan daftar harga bahan bakar minyak di California, AS

Photo :
  • AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

Di samping itu, Arab Saudi dan Amerika Serikat terus berselisih soal keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, pekan lalu untuk memangkas target produksi minyaknya.

Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC, menolak kritik oleh Washington sebagai "tidak berdasarkan fakta" dan bahwa permintaan AS untuk menunda pemotongan selama sebulan akan memiliki konsekuensi ekonomi yang negatif.

Gedung Putih mengatakan telah mempresentasikan Saudi dengan analisis yang menunjukkan pengurangan dapat merugikan ekonomi global dan menuduh Saudi menekan anggota OPEC lainnya pada pemungutan suara.