Kembangkan Panas Bumi Geodipa Bangun 2 Unit PLTP Jaga Ketahanan Energi
- ANTARA FOTO/Anis Efizudin
VIVA Bisnis – PT Geo Dipa Energi (Persero) terus melakukan pengembangan energi panas bumi di Tanah Air. Hal itu dilakukan BUMN energi itu untuk menjaga ketahanan dan keamanan energi nasional khususnya dari sumber energi terbarukan.
Direktur Utama Geo Dipa, Muhammad Ikbal Nur, menjelaskan bahwa Indonesia dikarunai Tuhan dengan berbagai sumber energi, termasuk eneri terbarukan yang digadang-gadang akan menggantikan energi fosil, khususnya energy bersumber dari panas bumi dan energy bersumber dari hydro. Namun demikian, potensi-potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.
Baca juga: BI: Inflasi Oktober 2022 Minggu Pertama Mencapai 0,01 Persen
Menurutnya, pengembangan energi panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbarukan menjadi sangat penting dalam menjamin ketahanan dan keamanan energi nasional, mengingat potensi panas bumi Indonesia menjadi yang terbesar kedua di dunia.
Untuk itu, Geo Dipa akan menyiapkan pengembangan panas bumi atau PLTP di 2 tempat, yaitu Dieng-Jawa Tengah atau PLTP Unit 2 dan Patuha–Jawa Barat atau PLTP Patuha Unit 2 dengan masing-masing berkapasitas 55 MW.
“Proyek ini juga menjadi sebuah investasi berkelanjutan yang sangat strategis. Hal ini dikarenakan produksi energi bersih akan meningkat dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, terutama batu bara pada sistem ketenagalistrikan di Jawa-Bali,” jelas Ikbal dalam diskusi bersama media di Jakarta, Jumat 7 Oktober 2022.
Tak sampai di situ, Geo Dipa juga berkomitmen untuk mempercepat pengembangan pemanfaatan panas bumi di Indonesia melalui program government drilling.
Program ini, lanjut Ikbal diharapkan mampu mengurangi risiko pengusahaan di sektor hulu panas bumi di mana selama ini menjadi salah satu tantangan yang dihadapi pengembang/badan usaha dalam melakukan pembangunan PLTP.
Seperti diketahui, Pemerintah telah berkomitmen dalam mempercepat pemanfaatan sumber energi baru terbarukan, dengan mematok target bauran energi dari Energi Baru Terbarukan sebesar 23 persen pada 2025. Ini menegaskan komitmen Indonesia dalam pemenuhan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.