BI Proyeksi Inflasi September 5,88 Persen Dipicu Harga BBM
- Pertamina
VIVA Bisnis – Bank Indonesia (BI) proyeksikan, inflasi September 2022 sebesar 5,88 persen secara year on year (yoy). Dalam hal ini sumber inflasi bersumber dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Kami melakukan tracking sesuai survei pemantauan harga. Di mana surveI pada minggu kelima, bulan ini inflasinya sekitar 5,88 persen. Sumbernya mostly kenaikan bensin," ujar Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter, Wahyu Agung Nugroho, di Ubud, Bali, Sabtu 1 Oktober 2022.
Baca juga: Pertamina Turunkan Harga Pertamax Jadi Rp 13.900 per Liter
Berdasarkan survei inflasi minggu ke-V, inflasi diperkirakan BI sebesar 1,10 persen. Penyumbang inflasi terbesar diantaranya bensin sebesar 0.91 persen mtm, dan angkutan dalam kota sebesar 0,06 persen.
"Kami juga masih menunggu angka resmi BPS. Mestinya minggu depan akan kami lihat lagi. Dan kami coba bandingkan lagi, kami assess lagi apakah path inflasi yang ada di Bank Indonesia masih sesuai aktual," ucapnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Agustus 2022 tercatat terjadi deflasi sebesar 0,21 persen atau terjadi inflasi 4,69 persen secara yoy.
“Pada Agustus 2022 terjadi deflasi sebesar 0,21 persen, atau terjadi penurunan indeks harga konsumen atau IHK dari 111,80 pada Juli 2022 menjadi 111,57 pada Agustus 2022," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Kamis 1 September 2022.
Margo menyatakan, deflasi sebesar 0,21 persen tersebut merupakan yang terdalam sejak September 2019. Sebab di September 2019 deflasi sebesar 0,27 persen.
Adapun untuk komoditas utama penyumbang deflasi di Agustus 2022 berasal dari kebutuhan pokok.
"Komoditas utama penyumbang deflasi berasal dari bawang merah, cabai merah, cabai rawit minyak goreng, dan daging ayam ras," jelasnya.