Rencana Konversi Kompor Gas ke Listrik, Menteri ESDM: Masih Uji Coba

Menteri ESDM Arifin Tasrif di Gedung Sarulla Kementerian ESDM.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Pemerintah telah mengemukakan wacana konversi kompor konvensional yang menggunakan elpiji ke kompor listrik. Bahkan, kompor listrik secara gratis akan dibagikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) atau keluarga miskin.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, implementasi dari program konversi ke kompor listrik itu saat ini masih diuji coba oleh PT PLN (Persero).

"Sekarang kan lagi uji coba dulu sama PLN. Dari uji coba ini, nanti hasilnya dilihat dan dianalisa," kata Arifin saat ditemui  di JCC Senayan, Jakarta, Rabu 21 September 2022.

Ilustrasi kompor listrik

Photo :
  • Youtube Top 5 Picks

Saat ditanya mengenai adanya tambahan satu alat miniature circuit breaker (MCB) atau meteran listrik khusus untuk kompor listrik, Arifin mengatakan bahwa saat ini hal tersebut juga masih dalam tahap uji coba.

Setelah PLN selesai melaksanakan tahap uji coba, Arifin mengatakan, pihaknya akan menganalisis hasil uji coba yang dilakukan oleh PLN itu untuk kemudian dievaluasi dan dilakukan perbaikan-perbaikan. Hal inilah yang diakui Arifin membuatnya belum bisa menjawab secara teknis terkait rencana pemerintah memberikan kompor listrik bagi masyarakat tersebut.

"Ya, itu juga nanti dilihat dari hasil uji cobanya, lalu kita analisa," ujarnya.

Kompor Listrik Gratis Akan Dibagikan ke 300 Ribu Masyarakat

Diketahui, pemerintah akan memberikan paket kompor listrik kepada 300 ribu masyarakat secara gratis, sebagai implementasi dari program konversi kompor LPG 3 kilogram (kg) ke kompor listrik.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan, paket kompor listrik gratis itu akan diberikan kepada masyarakat yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Untuk satu paket kompor listrik, nantinya akan terdiri dari kompor listrik dua tungku, satu alat masak, dan satu miniature circuit breaker atau MCB.

"Jadi satu rumah itu dikasih satu paket, kompornya sendiri, alat masaknya sendiri, dayanya dinaikin (menggunakan MCB)," kata Rida.

Meski demikian, Rida menjelaskan bahwa harga paket tersebut kemungkinan akan mengalami perubahan, dengan adanya usulan supaya salah satu tungku kompor listrik dinaikkan dayanya. Dari sebelumnya di 800 VA, menjadi 1.000 VA lebih. Meski demikian, Rida mengaku sampai saat ini pihaknya masih belum dapat memastikan, berapa perubahan daya listriknya.

"Rp 1,8 juta itu rencana awal dengan dua tungku yang sama kapasitasnya. Cuma sekarang masih uji coba, ada usulan yang satu tungkunya dirubah lebih gede. Nah masih dikalkulasi berapa harganya, harusnya kan nggak Rp 1,8 juta lagi, pasti lebih naik Rp 2 jutaan lah," ujarnya.