Menkop Teten Sebut Sudah Ada Permintaan Minyak Makan Merah 200 Ton
- Anisa Aulia/VIVA.
VIVA Bisnis – Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengungkapkan bahwa telah banyak permintaan yang masuk untuk produk minyak makan merah. Salah satunya dari jaringan restoran yang masuk kategori UKM.
Adapun minyak makan merah dihadirkan Pemerintah sebagai alternatif pilihan minyak goreng. Dijelaskannya sebanyak 200 ton minyak makan merah sudah diminta oleh jaringan restoran.
Teten mengatakan, hal tersebut berkat peran dari Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo).
“Tadi saya dibisikin pak Budi, sudah dapet, dari jaringan restoran aja sudah ada permintaan 200 ton (Minyak makan merah),” kata Teten di Gedung Sarinah, Senin, 15 Agustus 2022.
Teten menuturkan, minyak makan merah juga bisa didistribusikan ke sekitar kawasan kebun sawit. Bahkan, jumlahnya cukup besar bila dibandingkan dengan rata-rata produksi per hari.
“Itu bisa didistribusikan ke masyarakat, jadi kalau 10 ton, kita sudah hitung ya itu didistribusikan ke 2 kecamatan di sekitar kebun. Jadi ini juga akan memperkuat distribusi minyak goreng ke masyarakat,” terangnya.
Teten melanjutkan, di sektor pengolahan juga didorong pembangunan satu pabrik sederhana untuk mengolah minyak makan merah setiap 1.000 hektare lahan kelapa sawit. Sehingga, pabrik-pabrik minyak tersebut akan tersebar di beberapa titik.
“Kita bisa bangun setiap 1.000 hektare sawit kita bangun mini pabrik untuk CPO (Crude Palm Oil) dan minyak makan merah,” jelasnya.
Dijelaskannya, dengan adanya terobosan minyak makan merah akan membawa dampak yang baik bagi petani sawit ke depannya. Di mana itu mengartikan, petani tidak hanya menjual tandan buah segar (TBS), tapi juga menjual produk olahannya.
“Sekarang para petani sawit senang ya, karena mereka nanti tak lagi hanya menjual TBS nya, tapi bisa mendapatkan nilai tambah dari mengolah saatnya menjadi minyak makan merah,” imbuhnya.