PKT Catat Pengurangan Emisi Capai 436.711 Ton Selama 2022, Ini Caranya
- Dokumentasi PT Pupuk Indonesia (Persero)
VIVA Bisnis – Environment Deputies Meeting (EDM) Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022, menekankan salah satu dari tujuh isu strategis terkait pengendalian perubahan iklim. Yaitu, efisiensi sumber daya dan ekonomi sirkuler.
Saat ini, forum G20 telah sepakat berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya-upaya untuk pengendalian perubahan iklim tersebut. Untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan pengendalian perubahan iklim, agar bisa berkontribusi dalam menjamin kenaikan rata-rata suhu permukaan global tidak naik atau tidak lebih dari 1,5 celcius.
Merespons hal tersebut, produsen pupuk dan petrokimia terbesar di Asia Tenggara, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) menegaskan komitmennya terkait hal itu dalam dialog bersama working group EDM.
Hanggara Patrianta selaku Direktur Operasi dan Produksi, PKT memaparkan, terkait ‘Sustainable Consumption and Production with Life Cycle Approaches’. Yang, menjelaskan tentang upaya - upaya efisiensi energi yang telah dilakukan PKT dalam kegiatan operasionalnya.
Menurutnya, hal itu, sebagai salah satu pondasi utama dalam roadmap 40 tahun kedua PKT yang akan fokus ke arah industri petrokimia. Yang, berbasis renewable, efisiensi penggunaan energi menjadi sebuah hal yang penting dilakukan mengingat skala operasional kami sebagai produsen pupuk dan petrokimia terbesar di Asia Tenggara.
"Sejak tahun 2017 dari tahun ke tahun, perusahaan sudah mengalami penurunan konsumsi energi yang cukup signifikan berkat inisiatif Energy Conservation Program kami,” ungkap Hanggara dalam paparannya dikutip, Senin, 15 Agustus 2022.
Dia mengungkapkan, PKT terus berkomitmen untuk menjalankan program konservasi energi sebagai salah satu pilar utama growth strategy perusahaan menuju industri hijau. Hal ini juga sejalan dengan tema dialog EDM-CSWG G20.
Dalam penerapan program konservasi energi tersebut, PKT membuat strategi menyeluruh yang berfokus pada 3 pilar utama. Pertama, program operasional yang menerapkan new best practice dalam menekan ekses oksigen. Pemeliharaan prediktif dan preventif pabrik berdasarkan ISO 55001, pemantauan online penggunaan energi signifikan, serta pengadaan berdasarkan life cycle assessment.
Kedua lanjut dia, program investasi dengan melakukan upgrade pada konverter amoniak, pengadaan peralatan baru LP Amonia Scrubber, dan tingkatkan pompa ke berbasis IE3. Lalu ketiga, turn around program dengan penggantian katalis yang lebih efisien, pembersihan kimia dan mekanis secara rutin, serta overhaul peralatan rotasi.
PKT juga menerapkan sistem smart production yang merupakan proses digitalisasi dan integrasi data secara online dan menyeluruh. Mulai dari monitoring performa pabrik (produksi, konsumsi energi, inventori dan operasional pabrik), kualitas dan stok produk, evaluasi kesehatan dan pemeliharaan aset, kinerja lingkungan, serta dilengkapi dengan sistem alarm.
"Masing-masing lini ini dilengkapi dengan platform teknologi informasi yang dirancang khusus, yang terhubung dengan manajemen PKT untuk memudahkan pengambilan keputusan," tegasnya.
Lebih lanjut menurutnya, implementasi dari kedua program tersebut membuahkan hasil yang cukup positif. Data internal perusahaan mencatat, bahwa total pengurangan emisi yang terjadi pada 2022 sudah mencapai 436.711 ton atau setara dengan emisi yang dikeluarkan oleh 94.937 mobil.
Sementara itu dari segi efisiensi energi, selama 2022 PKT telah berhasil mencapai 5.01 persen penghematan energi. Serta, berhasil menyimpan energi hingga setara 141.000 MMBtu/tahun.
“Dalam langkah perusahaan bertransformasi menuju industri hijau, selain upaya efisiensi energi PKT memiliki target untuk mengurangi emisi gas karbon hingga 32,51% pada 2030, dan mencapai net zero emission di 2060," ungkapnya.
Target tersebut termasuk beberapa inovasi hijau yang telah dikembangkan. seperti Pengolahan limbah plastik Polyethylene terephthalate (PET) yang dibuat menjadi bahan Green Asphalt, juga penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk memenuhi kebutuhan energi kantor pusat PKT.
"Harapan kami, ke depannya praktik-praktik ini selain menjadi upaya mengurangi jejak karbon, juga dapat memberikan dampak keberlanjutan dan multiplier effect positif baik bagi perusahaan, masyarakat sekitar, maupun negara.” tutupnya.