Bos Indofood Tepis Kehebohan Pemerintah soal Harga Mie Instan

Direktur Utama PT. Indofood Tbk (INDF) Franciscus Welirang
Sumber :
  • Antara/ Yudhi Mahatma

VIVA Bisnis – PT Indofood Sukses Makmur memberikan merespons perihal kabar yang menyebut bahwa harga mie instan bakal naik tiga kali lipat. Hal itu akibat dari perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Franciscus Welirang atau yang karib disapa Franky mengatakan, asumsi mengenai kenaikan harga mie instan hingga tiga kali lipat itu berlebihan.

"Mengenai harga mie instan bisa naik tiga kali lipat saya kira berlebihan," kata Franky saat dihubungi VIVA, Rabu, 10 Agustus 2022.

Dia menjelaskan, sampai saat ini harga gandum belum naik sampai 100 persen, dan biaya produksi mie instan juga banyak terdapat pada komponen-komponen lainnya.

Franciscus Welirang: Direktur Utama PT Indofood TBK

Photo :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

Franky menjelaskan, sebenarnya sampai saat ini harga gandum dunia sudah berada di posisi tertinggi. Apalagi, kenaikan harga gandum maupun terigu itu juga sudah terjadi di tahun 2021.

"Khusus pengadaan gandum, sampai saat ini anggota kami belum ada yang mengeluh untuk pengadaan gandum. Sampai saat ini pasar tetap kami layani dan (pasokan) terigu aman," kata Franky.

Terkait kenaikan harga mie instan, Franky menilai bahwa pasar masih akan terus bersaing. Karena masih ada persaingan dari sedemikian banyak produsen terigu dan pabrik mie instan itu sendiri.

"Perlu diperhatikan, ada 28 pabrik terigu di Indonesia dan terus bersaing. Demikian juga pabrik mie instan banyak, dan mereka juga bersaing," ujarnya.

Indomie

Photo :
  • U-Report

Diketahui, sebelumnya Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyebut, dampak perang antara Rusia dan Ukraina salah satunya adalah kenaikan harga mie instan. Dia bahkan memproyeksi harga mie instan bakal naik hingga tiga kali lipat.

Mentan menjelaskan, saat ini pasokan gandum dari Ukraina yang menjadi bahan baku pembuatan mie instan sedang mengalami masalah, dia mengungkap, kurang lebih 180 juta ton gandum tertahan di Ukraina dan tidak bisa dikirim.

"Hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya naik tiga kali lipat” katanya dalam webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Senin 8 Agustus 2022.