Harga BBM dan Listrik Naik, Kepercayaan Konsumen Juli 2022 Turun
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Survei Danareksa Research Institute (DRI) mencatat, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada Juni 2022 turun sebesar 89,1 dari bulan sebelumnya yang sebesar 90,9.
Kepala Ekonom DRI Rima Prama Artha menyebutkan, penyebab turunnya IKK tersebut karena indeks situasi saat ini dan indeks ekspektasi turun secara berturut-turut.
"Indeks situasi saat ini dan indeks ekspektasi keduanya turun berturut-turut sebesar 3,9 persen mom dan 1,3 persen mom. Bersamaan dengan itu, keyakinan konsumen pada indeks pemerintah sedikit turun sebesar 0,2 persen mom," kata Rima dalam laporan Survei Konsumen, Rabu 3 Juli 2022.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini 3 Agustus 2022: Global dan Antam Tergelincir
Rima mengatakan, penurunan IKK terjadi hampir di seluruh wilayah survei kecuali di Sumatera Utara. Kemudian berdasarkan kelompok pendapatan penurunan IKK paling banyak terlihat di kelompok berpendapatan tinggi sebesar -4,0 persen secara month to month (mom).
"Itu seiring dengan kenaikan tarif BBM dan listrik non subsidi. Kenaikan harga BBM memberikan korelasi negatif terhadap pergerakan IKK," jelasnya.
Rima melanjutkan, rata-rata sejak 2015 kenaikan harga BBM telah menurunkan IKK hingga 6 poin. Tetapi dengan kenaikan harga pangan terutama cabai dan bawang merah yang berlanjut pada Juli 2022, telah menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap semua kelompok pendapatan.
Secara umum, nilai IKK masih di bawah 100 sejak pandemi dimulai di Indonesia pada 20 Maret lalu. Dijelaskannya itu telah menunjukkan indikasi bahwa kepercayaan masyarakat terhadap kondisi perekonomian saat ini belum terlalu optimis.
Selain itu, untuk saat ini konsumen tidak yakin terhadap kondisi ekonomi nasional. Hal itu karena kenaikan-kenaikan harga makanan dan jasa belum melambat.
"Di sisi lain, ketersediaan lapangan kerja secara bulanan membaik karena sektor riil tetap berada di zona ekspansi selama kuartal ke II tahun 2022," paparnya.
Adapun pada Juli 2022, indeks ekspektasi turun 1,3 persen secara bulanan menjadi 113,6. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, mayoritas konsumen memperkirakan kenaikan harga pangan akan terus berlanjut hingga enam bulan ke depan.