Perang Ukraina Bikin Pemerintah Ingin Buru-buru Tutup PLTU Batu Bara
- Anisa Aulia/VIVA.
VIVA Bisnis – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebutkan, Indonesia akan menutup pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Pembangkit energi fosil tersebut akan digantikan dengan pembangkit listrik energi terbarukan.
Suahasil mengatakan, langkah itu dilakukan sebagai jangka menengah panjang Pemerintah dalam sektor energi. Hal itu dikatakannya dalam Webinar bertajuk 'The Capability Approach, Multidimensional Poverty and Policy'.
"Ini akan menjadi sangat-sangat ketat karena menutup PLTU bukan hanya seperti mematikannya saja, di masa lalu mereka adalah bagian dari kontrak Pemerintah. Kami memiliki struktur pembiayaan, kami harus menghormati sejumlah komitmen di masa lalu tetapi kami akan melakukannya," kata Suahasil dalam telekonferensi, Rabu, 27 Juli 2022.
Suahasil menuturkan, keputusan itu juga dilakukan merespons dampak dari perang Rusia dan Ukraina yang membuat harga energi internasional naik. Di mana itu telah memberikan dampak, yang mana banyak negara kembali menggunakan bahan bakar fosil.
"Indonesia kami memutuskan untuk meningkatkan subsidi bahan bakar fosil, mengapa? Karena kita tidak ingin inflasi di Indonesia berkurang," jelasnya.
Kemudian Jerman jelasnya, memutuskan untuk menghidupkan kembali PLTU. Untuk AS, negara itu telah melepaskan cadangan energi akibat dampak perang tersebut.
"Itu adalah kebijakan jangka pendek untuk mengekang inflasi. Tetapi tujuan jangka menengah dan panjang tetap ada, keuangan berkelanjutan, didukung transisi berkelanjutan," kata Suahasil.
"Indonesia kita ada beberapa PLTU batu bara yang akan kita bahas dan sejumlah energi terbarukan yang akan kita bangun. Jangka menengah dan panjang tetap, jangka pendek kami mencoba untuk mengelola situasi," lanjutnya.