Inflasi Bakal Jebol Target Akhir Tahun, BI Kencangkan Ikat Pinggang

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/tangkapan layar

VIVA Bisnis – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, inflasi mengalami peningkatan karena tingginya tekanan dari sisi penawaran. Kondisi itu seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia dan gangguan pasokan.

Dia memaparkan, indeks harga konsumen (IHK) pada Juni 2022 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,61 persen secara month-to-month. Sementara secara tahunan, inflasi IHK pada Juni 2002 tercatat 4,35 persen secara year-on-year.

Perry memastikan, inflasi IHK itu lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya, yang mencapai sebesar 3,55 persen secara year-on-year.

"Inflasi inti tetap rendah, yaitu terjaga sebesar 2,63 persen. Hal Ini didukung oleh konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga ekspektasi inflasi," kata Perry dalam telekonferensi, Kamis 21 Juli 2022.

Tekanan Harga Pangan hingga Tarif Angkutan Udara

Sementara itu, Perry menjelaskan bahwa tekanan inflasi terutama terjadi pada kelompok volatile food, dan inflasi harga pangan yang meningkat tinggi. 

"Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global dan terganggunya pasokan akibat cuaca," ujar Perry.

Sementara inflasi kelompok 'administered prices' atau harga-harga yang diatur pemerintah, juga masih tercatat tinggi. Hal itu dipengaruhi oleh inflasi angkutan udara dan energi, di tengah upaya pemerintah memberikan subsidi kepada berbagai harga komoditas yang diatur oleh pemerintah, termasuk energi, listrik, dan sebagainya.

Inflasi Akan Meningkat Melebihi Target

Ke depan, lanjut Perry, tekanan inflasi IHK diperkirakan akan meningkat didorong oleh kenaikan harga energi dan pangan global.

Menurutnya, inflasi IHK pada Tahun 2022 diperkirakan akan lebih tinggi dari batas atas sasaran, dan kembali ke dalam sasaran 3 +/-1 persen pada Tahun 2022. Untuk itu, BI akan ‘mengencangkan ikat pinggang’.

"Bank Indonesia terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan dan juga memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, melalui tim pengendali inflasi baik di pusat maupun di daerah," ujarnya.