Aksi Korporasi PGN Jadi Sentimen Positif Bagi Pasar, Ini Buktinya

Kantor PGN.
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA Bisnis – Sejumlah langkah strategis yang dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN, disebut-sebut akan menjadi sentiment positif bagi market. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menjelaskan, hal itu mulai dari rencana pemanfaatan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk perkeretaapian, sampai dengan perluasan pasar ekspor Liquefied Natural Gas (LNG) melalui kolaborasi dengan perusahaan trading asal Singapura.

"Pemberitaan positif untuk memperkuat pangsa pasar PGAS, peningkatan topline (pendapatan) dan bottomline (laba bersih), ini bisa dimanfaatkan traders untuk melakukan aksi trading jangka pendek,” kata Nafan dalam keterangannya, Selasa 12 Juli 2022.

Baca juga: Kontrak Land Development IKN Diteken 15 Juli 2022, Ini Kata Basuki

Dari data riset Mirae Asset, Nafan menjelaskan bahwa prospek topline dan bottomline masih dalam proyeksi mengalami tren kenaikan yang progresif. Hal ini dipengaruhi oleh sederet katalis positif, dari adanya rencana bisnis yang dilakukan PGAS. 

"Tentu saja bila proyek-proyek yang ada ini bisa bantu topline dan bottomline, maka kinerja PGAS bisa mengalami kenaikan secara progresif," ujarnya.

Salah satunya adalah rencana konversi bahan bakar minyak (BBM) oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) ke BBG. Optimisme konversi ini meningkat, setelah dilakukan uji coba menggunakan sistem Diesel Dual Fuel (DDF) pada moda kereta api pembangkit milik KAI. 

Berdasarkan hasil observasi, PT PGN LNG Indonesia yang merupakan anak usaha PGAS, telah mencatat uji coba dinamis DDF pada kereta pembangkit Dharmawangsa jurusan Jakarta-Surabaya. Di mana, hal tersebut berhasil menunjukkan adanya efisiensi, dan nilai substitusi solar oleh gas/LNG sebesar 37 persen. 

Uji Coba penggunakan DDF LNG PGN di kereta pembangkit KAI.

Photo :
  • istimewa

Penggunaan LNG oleh perkeretaapian dinilai sangat positif, di tengah kenaikan harga BBM dunia. Sehingga, selain menciptakan efisiensi, KAI juga menjadi lebih ramah lingkungan.

"Harga komoditas minyak memang kita akui sedang naik. Di saat harga minyak naik, maka bahan bakar LNG jadi alternatif dan bisa menjadi mitigasi risiko dari kenaikan harga minyak. Ini menguntungkan PGAS bila mereka bisa memanfaatkan pasar LNG," kata Nafan.

Katalis positif lainnya, lanjut Nafan, adalah pengembangan infrastruktur gas bumi yang dilakukan PGAS, akan menyesuaikan dengan rencana pengembangan Kawasan Industri (KI). 

Saat ini, berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN), terdapat tujuh Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Baru, yang menjadi potensi pengembangan jaringan gas bumi.

"Inisiatif ini dilakukan dalam upaya mendorong pemerataan infrastruktur gas bumi di lokasi-lokasi potensial KI baru. Pasti ini dilakukan manajemen PGAS, untuk memaksimalkan potensi kawasan industri yang ada," ujarnya.