PUPR Targetkan 37 Ribu Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi pada 2023

Sertifikasi tenaga kerja konstruksi oleh PUPR.
Sumber :
  • Dok. Kementerian PUPR

VIVA – Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR melakukan pelatihan dan sertifikasi pada tenaga kerja konstruksi untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi yang terampil dan profesional.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur masih terus menjadi prioritas, tetapi di samping itu juga peningkatan kualitas SDM juga terus dilaksanakan oleh Pemerintah.

"Kementerian PUPR juga mempunyai tanggung jawab mengembangkan SDM yang kompeten di bidang infrastruktur PUPR," kata Basuki dalam keterangannya, Jumat 1 Juli 2022.

Baca juga: Di Hadapan Jokowi, Putin Beberkan Perkembangan Rinci Soal Ukraina

Pria yang akrab disapa Pak Bas ini menambahkan, pada Tahun Anggaran 2022, pelatihan dan sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi (TKK) ditargetkan sebanyak 46.790 orang terdiri dari 17.800 orang TKK reguler dan 28.990 orang TKK vokasi.

Kemudian, hingga 27 Juni 2022, tercatat realisasi pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja konstruksi tahun 2022 mencapai 25.963 orang atau sebesar 50 persen setelah automatic adjustment. Di mana sebanyak 1.745 orang TKK reguler dan 24.218 orang TKK vokasi. 

Adapun Dirjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR, Yudha Mediawan mengatakan tantangan dalam layanan sertifikasi adalah masih banyak Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang menunggu proses lisensi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).

"Sampai saat ini kurang lebih ada 15 LSP sudah mendapat lisensi BNSP dan baru 6 yang beroperasi. Sisanya sebanyak 9 LSP masih menyelesaikan hal teknis untuk bisa beroperasi," ucap Yudha.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Batu Payung, Goa Cermin, Labuan Bajo.

Photo :
  • VIVA/Dusep Malik

Pak Bas juga menargetkan pada TA 2023, program pembinaan dan sertifikasi tenaga kerja konstruksi dibagi dalam tujuh wilayah balai jasa konstruksi. 

Wilayah 1 (Aceh, Sumut, Sumbar, Kep. Riau, Riau) 4.683 orang terdiri dari 1.000 TKK reguler dan 3.683 TKK vokasional, Wilayah 2 (Sumsel, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Lampung) 5.280 orang terdiri dari 3.353 TKK reguler dan 1.927 TKK vokasional.

Wilayah 3 (Banten, Jakarta, Jabar) 6.144 orang terdiri dari 1.000 TKK reguler dan 5.143 TKK vokasional. Wilayah 4 (Jateng, Yogyakarta, Jatim, Bali, NTB, NTT) 8.383 orang terdiri dari 1.767 TKK reguler dan 6.616 TKK vokasional.

Wilayah 5 (Kalimantan) 5.283 orang terdiri dari 2.399 TKK reguler dan 2.884 TKK vokasional, Wilayah 6 (Sulawesi dan Gorontalo) 3.613 orang terdiri dari 1.000 TKK reguler dan 2.613 TKK vokasional dan Wilayah 7 (Maluku dan Papua) 3.982 orang terdiri dari 2.765 TKK reguler dan 1.217 TKK vokasional.

"Rinciannya sebanyak 13.284 orang untuk TKK reguler dan 24.083 TKK vokasional dengan sasaran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), politeknik, universitas, instruktur, dan asesor," jelas Pak Bas.