BKF Sebut Pemulihan Ekonomi Ciptakan 4,55 Juta Lapangan Kerja Baru
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, perekonomian nasional terus menguat dengan PDB kuartal I atau Q1 2022 yang tumbuh 5,01 persen secara year-on-year (yoy).
"Dampak peningkatan harga komoditas dunia, termasuk eskalasinya akibat konflik Rusia-Ukraina, juga masih relatif terbatas. Kinerja kuartal ini menjadi bekal penting untuk perekonomian Indonesia yang lebih kuat di tahun 2022 secara keseluruhan dan ke depan," kata Febrio, Selasa 10 Mei 2022.
Kemudian, daya beli masyarakat menurutnya juga terus membaik, ditandai dengan semakin kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga serta kondisi ketenagakerjaan nasional.
Pada kuartal I-2022, konsumsi rumah tangga mampu tumbuh 4,34 persen (yoy). Jika dibandingkan dengan kuartal IV-2021 (qtq), konsumsi masyarakat masih mencatatkan pertumbuhan positif, yang artinya mencerminkan pemulihan konsumsi yang terus berlanjut.
Di sisi lain, ekspor kembali mencatatkan pertumbuhan tinggi, sementara ekspansi produksi turut mendorong pertumbuhan impor. Peningkatan permintaan atas komoditas dan produk manufaktur unggulan nasional masih terus terjadi, terutama di tengah disrupsi pasokan global dan konflik Rusia-Ukraina.
Pertumbuhan aktivitas investasi diakui Febrio juga turut mendorong pemulihan sektor konstruksi. Sektor Konstruksi tumbuh 4,83 persen (yoy), sejalan dengan percepatan penyelesaian proyek strategis nasional dan proyek prioritas.
"Kualitas pemulihan ekonomi hingga kuartal I-2022 terus terjaga, ditunjukkan dengan perbaikan kondisi ketenagakerjaan nasional. Ekspansi sektor riil mendorong perbaikan kondisi ketenagakerjaan meski belum sepenuhnya pulih. Sejak Februari 2021, pemulihan ekonomi telah mampu menciptakan sebanyak 4,55 juta lapangan kerja baru," kata Febrio.
"Pemulihan ekonomi lebih lanjut diharapkan dapat mendorong pemulihan kondisi ketenagakerjaan yang lebih utuh, terutama pada kelompok pekerja yang terkena pengurangan jam kerja di masa pandemi," ujarnya.
Sebagai informasi, inflasi per April 2022 melanjutkan tren meningkat. Laju inflasi April 2022 tercatat 3,47 persen (yoy), tertinggi sejak September 2019. Inflasi periode Ramadan dan Lebaran 2022 meningkat signifikan dibandingkan kondisi dua tahun terakhir, menunjukkan aktivitas ekonomi yang lebih tinggi.
Terjadinya inflasi di seluruh kota sampel juga menguatkan bahwa aktivitas ekonomi telah membaik di seluruh daerah. Inflasi inti yang naik mencerminkan daya beli masyarakat yang terus pulih di tengah tekanan harga global dan implementasi kenaikan PPN. Sementara itu, kenaikan harga pangan, terutama didorong oleh minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur, dan ikan segar.
Hampir seluruh harga bahan makanan meningkat seiring dengan naiknya permintaan bahan makanan. Pada komponen administered price, masih tingginya harga minyak mendorong naiknya harga energi nonsubsidi, seperti LPG 12 kg dan Pertamax.