BNI Incar Pasar Kredit di Sektor Turunan Komoditas
- BNI
VIVA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencoba menangkap peluang pengembangan bisnis ke area sektor downstream atau sektor turunan komoditas. Sektor tersebut kini mulai meningkat seiring pemulihan pascapandemi COVID-19.
Corporate Secretary BNI, Mucharom menyampaikan, dengan potensi pertumbuhan kredit yang tahun ini tergolong cukup tinggi, banyak sektor yang kembali membukukan peningkatan kinerja cukup baik khususnya dari sektor turunan komoditas.
Hal ini menurutnya sejalan dengan arahan dari pemerintah, agar komoditas andalan Tanah Air dapat dijual ke luar negeri dengan nilai tambah lebih tinggi.
"Sektor downstream komoditi ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Kami melihat banyak pembangunan smelter akan sangat marak dan besar, karena pemerintah mulai banyak melarang barang yang belum jadi (diekspor) sehingga semua proses pengolahan terjadi di dalam negeri," kata Mucharom dalam keterangan tertulis, Senin 9 Mei 2022.
Mucharom berharap hal ini akan menjadi engine atau mesin pertumbuhan segmen korporasi swasta BNI. Apalagi, dia pun mengakui bahwa pertumbuhan kredit BNI tahun ini masih sesuai target awal tahun.
Beberapa nasabah top tier sudah mulai menunjukkan perbaikan kinerja seperti infrastruktur, listrik dan gas, pergudangan, dan digital. Hal ini sejalan dengan penurunan restrukturisasi kredit, sehingga membantu BNI untuk dapat melakukan ekspansi lebih berkualitas.
"Kami akan tetap dengan target awal kami di high single digit. Kami lihat potensi pertumbuhan tinggi sejak awal tahun ini, sehingga kami cukup percaya diri," ujarnya.
Diketahui, kredit di segmen Business Banking masih menjadi motor akselerasi bisnis kredit BNI. Pertumbuhan ini terutama pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 9,9 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp193,2 triliun.
Selain itu, ada pula segmen large commercial yang tumbuh 24,5 persen yoy menjadi Rp46,1 triliun, dan segmen UMKM juga tumbuh 11,8 persen yoy dengan nilai kredit Rp98 triliun. Sehingga secara keseluruhan, kredit di sektor business banking ini tumbuh 4,8 persen yoy menjadi Rp489,3 triliun.