Ada Sanksi Lanjutan ke Rusia dan Pasokan Ketat, Harga Minyak Naik

Ilustrasi pengeboran minyak (picture-alliance/imageBROKER/D. Radicevic)
Sumber :
  • dw

VIVA – Harga minyak berjangka naik di sesi Asia pada Selasa pagi, membalikkan penurunan tajam dari hari sebelumnya. Hal itu karena pasar menimbang potensi sanksi lanjutan terhadap sektor energi Rusia dan OPEC peringatkan tidak mungkin untuk meningkatkan produksi mengimbangi hilangnya pasokan.

Dikutip dari Antara, Selasa 12 April 2022, minyak mentah berjangka Brent menguat 85 sen atau 0,9 persen ke level US$99,33 per barel pada pukul 00.19 GMT, dan kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,04 dolar AS atau 1,1 persen menjadi diperdagangkan di US$95,33 per barel.

Lalu, kedua kontrak telah turun sekitar 4,0 persen pada Senin di tengah kekhawatiran bahwa penguncian virus corona di China akan mengurangi permintaan bahan bakar dan menjelang rilis cadangan minyak besar-besaran oleh anggota Badan Energi Internasional (IEA).

Baca juga: Viral Video Pria Bersorban Bolehkan Jimak dan Rokok Saat Puasa

Sementara, Uni Eropa sedang menyusun proposal untuk embargo minyak Rusia setelah invasi ke Ukraina. Hal itu diungkapkan beberapa menteri luar negeri pada Senin 11 April 2022. 

Namun, saat ini tidak ada kesepakatan di antara anggota tentang minyak mentah dari Rusia, yang menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus".

“Pasar minyak masih rentan terhadap guncangan besar jika energi Rusia dikenai sanksi, dan risiko itu tetap ada di meja,” tulis Analis pasar Senior di OANDA, Edward Moya.

Pengeboran Minyak Lepas Pantai Pertamina.

Photo :
  • Dok. Pertamina

Harga minyak akan bermain tarik-menarik di sini karena persediaan minyak mentah tetap rendah, tetapi pedagang energi akan berjuang untuk menghapus dampak pengumuman pembatasan COVID baru di China,” tambahnya.

Kenaikan Selasa di pasar minyak juga mengikuti peringatan dari OPEC bahwa sekitar 7 juta barel per hari ekspor minyak Rusia dan cairan lainnya dapat hilang karena sanksi atau tindakan sukarela, dan pihaknya tidak mungkin untuk mengganti volume tersebut.

Negara-negara anggota IEA berencana untuk melepaskan sekitar 240 juta barel selama enam bulan ke depan dalam upaya untuk menenangkan pasar minyak yang bergejolak, di mana 180 juta akan dilepaskan dari stok AS dengan laju 1 juta barel per hari mulai Mei. (Ant)