Premium Dihapus, Ini Pekerjaan Rumah yang Harus Dikejar Pertamina
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan Pertalite (RON 90) sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP), menggantikan Premium (RON 88). Sehingga, nantinya BBM jenis Premium sudah tidak akan dijual lagi di seluruh SPBU Pertamina.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, langkah itu merupakan langkah yang berarti untuk menuju ke arah bahan bakar yang lebih baik sesuai Perpres Nomor 117 tahun 2021.
Meskipun, Pertamina menurutnya harus segera mempersiapkan sejumlah hal, guna mengakomodir kapasitas Pertalite yang kini sudah berstatus sebagai JBKP khususnya pada sejumlah program terkait.
Baca juga: Dukung Jokowi 3 Periode, Aparatur Desa Gelar Deklarasi Habis Lebaran
"Jika sudah demikian, tinggal bagaimana Pertamina benar-benar mempersiapkan agar jumlah kuota Pertalite bisa mencapai ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk juga ke dalam program BBM satu harga," kata Mamit saat dihubungi VIVA, Selasa 29 Maret 2022.
"Karena dengan dihapuskannya Premium, maka secara otomatis program BBM satu harga saat ini akan menggunakan Pertalite," ujarnya.
Perubahan secara teknis tentunya juga harus dilakukan oleh Pertamina, karena nantinya semua SPBU yang ada juga harus mengubah varian dispensernya dalam rangka menuju penggunaan Pertalite sebagai JBKP.
Mengenai apakah akan ada dampak dengan dihapuskannya Premium khususnya bagi para penggunanya seperti angkot dan lain sebagainya, Mamit pun tak menyangkal hal tersebut.
"Namun saya kira untuk para angkutan umum yang sebelumnya masih menggunakan Premium, yang harganya lebih murah dari Pertalite, pastinya memang akan ada selisih harga. Tapi saya kira kondisi harga Pertalite juga masih jauh lebih murah jika dibandingkan harga Pertamax," ujar Mamit.
Meskipun, dia juga meyakini bahwa dampak yang akan ditimbulkan dari penghapusan Premium ini tidak akan terlalu signifikan atau sampai berpengaruh terhadap inflasi. Sebab, pengguna Premium pun persentasenya sudah sangat kecil sekali dibandingkan pengguna BBM jenis lainnya.
"Menurut saya tidak akan ada masalah, meskipun sepertinya akan ada sedikit penambahan pengeluaran bagi masyarakat terutama yang sebelumnya menggunakan Premium dan harus beralih ke Pertalite," kata Mamit.
"Tapi kan selama ini pengguna Premium juga tinggal sedikit, karena masyarakat juga sudah banyak yang menggunakan Pertalite. Jadi saya kira tidak akan sampai terjadi gejolak yang sangat berarti, karena baik dari sisi ekonomi pun sepertinya tidak akan memberikan dampak inflasi," ujarnya.