Mengulik Keampuhan Sanksi Ekonomi pada Rusia Usai Invasi Ukraina
- http://triwicaksono-sepedaku.blogspot.com
VIVA – Sejumlah sanksi ekonomi baru dijatuhkan kepada Rusia oleh sejumlah negara Barat, Jepang dan Australia. Sanksi ekonomi diberikan usai Rusia melakukan agresi militer ke wilayah Ukraina dengan dalih menjaga kemanaan negaranya.
Adapun sanksi Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Australia, Kanada dan Jepang yaitu menargetkan bank dan individu kaya, sementara Jerman akan setop proyek pipa gas besar dari Rusia.
Menanggapi sejumlah sanksi ekonomi pada Rusia tersebut, Pengamat Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana menilai sanksi yang diberikan pada Rusia sudah telat, terlebih Rusia sudah melakukan agresinya ke Ukraina.
Baca juga: Perangnya di Ukraina Kok Pasar Modal RI Negatif, Ini Sebabnya
Menurut dia, sanksi yang diberikan ketika Rusia telah melakukan invasi tidak akan berdampak banyak dan besar pada negara tersebut. Sebab, Rusia dipastikan telah menyiapkan segala kebutuhan masyarakatnya terlebih dahulu.
"Jadi diberi sanksi ekonomi oleh negara barat itu efeknya baru dirasakan Rusia sekitar enam bulan atau 1 tahun ke depan. Karena, Rusia sudah siapkan segala kebutuhan rakyatnya lebih dulu sebelum invasi," jelas Hikmahanto dikutip dari wawancara di tvOne, Kamis 24 Februari 2022.
Ia juga menilai, invasi yang dilakukan Rusia dipastikan berbeda dengan sejumlah negara lainnya seperti Iran atau Korea Utara. Sebab, jika disanksi rakyat Rusia tidak akan merasakannya.
"Tolong bedakan dengan Iran dan Korea Utara, jika di sanksi dunia rakyatnya merasakan dan minta pemerintah ikuti permintaan dunia atau menjatuhkan pemimpinnya, tapi Rusia ekonominya kuat rakyatnya tak akan merasakan sanksi itu," jelasnya.
Seperti diketahui beberapa negara barat menjatuhkan sanksi ekonomi baru pada Rusia usai menginvasi Ukraina. Adapun daftar sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia sejauh ini:
1. Amerika Serikat
Presiden Joe Biden menandatangani perintah eksekutif pada Senin lalu yang menetapkan setiap lembaga di sektor jasa keuangan Rusia menjadi target sanksi lebih lanjut. Dan ini sebagai tahap awal sanksi pada Rusia.
Di mana lebih dari 80 persen transaksi valuta asing harian Rusia dan setengah dari perdagangannya dilakukan dalam dolar AS.
Lalu, Washington memberikan sanksi kepada dua bank milik negara Rusia VEB dan Promsvyazbank. AS juga memblokirnya dari perdagangan utangnya di pasar AS dan Eropa.
Kedua bank Rusia itu dianggap sangat dekat dengan Kremlin dan militer Rusia, dengan aset lebih dari US$80 miliar.
2. Inggris Raya
Pada Selasa lalu, Inggris mengumumkan sanksi terhadap lima bank Rusia dan tiga miliarder Rusia: Gennady Timchenko, Boris Rotenberg dan Igor Rotenberg.
Keluarga Rotenberg adalah pemilik bersama SGM Group, yang membuat infrastruktur minyak dan gas. Timchenko adalah pemilik perusahaan investasi swasta Volga Group.
Sementara, bank-bank tersebut adalah Rossiya Bank, IS Bank, General Bank, Promsvyazbank dan Black Sea Bank. Inggris juga akan menghentikan Rusia dari menjual utang negara di London.
3. Jerman
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan penghentian proses sertifikasi pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia. Meskipun kesepakatan menguntungkan tetapi dikritik AS karena meningkatkan ketergantungan Eropa pada energi Rusia.
Proyek senilai US$11,6 miliar ini dimiliki oleh raksasa gas milik negara Rusia, Gazprom.
4. Ukraina
Parlemen Ukraina telah menyetujui pengenaan sanksi terhadap 351 orang Rusia, termasuk anggota parlemen yang mendukung pengakuan kemerdekaan wilayah yang dikuasai separatis dan penggunaan pasukan Rusia di Ukraina timur.
Sanksi membatasi hampir semua kemungkinan jenis kegiatan, khususnya larangan masuk ke Ukraina, melarang akses ke aset, modal, properti, lisensi untuk bisnis.
5. Uni Eropa
Uni Eropa dengan suara bulat mengumumkan pada sanksi awal yang ditujukan pada 351 politisi Rusia yang memilih untuk mengakui dua wilayah separatis di Ukraina, serta 27 pejabat dan lembaga Rusia dari sektor pertahanan dan perbankan.
Mereka juga berusaha membatasi akses Moskow ke pasar modal dan keuangan UE.
6. Jepang, Australia
Kedua negara mengumumkan pengenaan hukuman yang ketat terhadap individu yang terkait dengan agresi terhadap Ukraina.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison menargetkan anggota Dewan Keamanan Rusia karena berperilaku seperti preman dan pengganggu.
Sanksi Jepang termasuk melarang penerbitan obligasi Rusia di Jepang dan membekukan aset individu Rusia tertentu serta membatasi perjalanan ke Jepang.