Kunci Pertamina Patra Niaga Tumbuh dan Tidak Tinggalkan Lingkungan
- VIVA/Dusep Malik
VIVA – PT Pertamina Patra Niaga (PPN), Subholding Commercial and Trading Pertamina mempertahankan kinerja positif raihan proper emas yang mampu diperoleh pada tahun lalu.
Namun demikian manajemen menegaskan bahwa raihan proper kali ini hanya sebagai bonus. Tujuan utamanya adalah agar bisa terus tumbuh beriringan bersama lingkungan sekitar operasi dan masyarakat di dalamnya.
Vice President HSSE PPN, TP Pasaribu, menjelaskan strategi untuk bisa berkembang bersama masyarakat serta untuk mencapai target pencapaian proper emas PPN group.
Baca juga: Rusia Mulai Invasi Ukraina, Jokowi: Setop Perang
Pertama adalah komitmen kepemimpinan untuk pembangunan berkelanjutan, penguatan aspek ketaatan (compliance) beyond compliance, penguatan inovasi sumber daya alam dari kajian LCA, program dan inovasi pengembangan masyarakat.
“Dan tanggap darurat yang memberikan nilai tambah bagi penerima manfaat,” ujar Pasaribu dalam diskusi virtual, di Jakarta, dikutip pada Kamis 25 Februari 2022.
Menurut dia, tanggung jawab besar untuk mendistribusikan produk minyak bumi Pertamina berupa BBM dan non BBM tidak menghalangi perusahaan untuk turut fokus juga ikut berperan dalam pengembangan masyarakat dan lingkungan.
Pasaribu menjelaskan untuk tahun ini seluruh unit usaha di bawah Subholding C&T ditargetkan minimal mendapatkan Proper hijau.
“Kami ada 105 terminal BBM, rasanya tahun ini tidak jauh berbeda. Untuk tahun ini targetnya minimal pertahankan 11 emas, 46 hijau. Tetap tidak ada yang merah maupun biru, ini tantangan buat kami. Minimal lolos dari peringkat biru,” kata Pasaribu.
Menurut dia, berbagai daerah operasi dan infrastruktur yang menyebar hingga ke daerah pelosok tentu juga membuat manajemen harus mempersiapkan berbagai program pengembangan masyarakat dan lingkungan sekitar operasi.
Salah satu strategi yang kini diusung PPN kata Pasaribu yakni dengan memadukan kepentingan lingkungan dan digitalisasi.
“Saat ini kami sedang bangun jaringan enviromentaly, melalui aplikasi HSSE integrated monitoring system,” ungkap dia.
Selain itu manajemen juga akan meningkatkan kualitas dari nilai Life Cycle Assesment (LCA) yang jadi salah satu komponen penilaian baru di Proper. Selain itu dari sisi manajemen juga akan ditingkatkan kesadaran akan pentingnya untuk tumbuh bersama lingkungan sekitar perusahaan.
"Kami pastikan teman-teman operasi terlibat dan tidak hanya menjadi objek. Peran leader menjadi penting, komunikasi efektif juga penting,” jelas Pasaribu.
Adapun inovasi sosial unggulan PPN diantaranya Dreamable–FT Bandung Group, Nawacita–FT Cikampek, Difabelpreuener–FT Boyolali, Ksatria–FT Maos, Batik asrob–FT Rewulu, Mangrove Edupark–IT Semarang, Zero waste batik–FT Tuban, Temu Setara–DPPU Ngurah Rai, Ekoparian Geblak–IT Surabaya, Patra wonderfood–IT Balikpapan, Probiotik Sinbiotik–DPPU Hasanudin.
Sementara, Dirjen Pengendalian Pelestarian dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Relianto, menuturkan peningkatan penggunaan metide LCA memang perlu ditempuh para perusahaan.
“Belum banyak peluang teman teman perusahaan utk manfaatkan maksimal metode LCA utk lakukan perbaikan, baru lingkup unit dan belum ke seluruh supply chain," kata dia.
Menurut Sigit hingga kini perusahaan masih menggunakan pendekatan lebih ke CSR konvensional, aliran informasi, resources masih lebih banyak mengalir dari perusahaan ke masyarakat. Belum banyak program yang menggunakan share value, win win solution antara perusahaan dan masyarakat.
Kedepan pemerintah akan mendorong perbaikan kegiatan inovasi sosial dalam pola penyusunannya karena yang disampaikan masih redunden, antara melaporkan program commiunity development dan inovasi sosial.
“Ada cara baru yang berbeda dari cara lama, ada penguatan masyarakat, terbentuk suatu komunitas yang inklusif karena bukan dari kalangan elit. Optimalkan kajian LCA, reframe inovasi sosial terutama utk inovasi sosialnya,” ujar Sigit.