Cerita Jatuh Bangun Suami Istri di Bandung Bangun Bisnis saat Pandemi

Michael Simon, bos perusahaan maklon kosmetik PT SkinSol Kosmetik Industri, memeriksa aktivitas produksi di pabriknya.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Membangun bisnis bukan perkara yang mudah, tetapi juga bukan hal yang sulit. Semangat berbisnis harus terbangun dimulai dari bagaimana melewati setiap tantangan yang ada. Salah satu yang mampu melewati setiap tantangan dalam membangun bisnisnya adalah Michael Simon, salah satu pengusaha maklon kosmetik terbesar di Jawa Barat

Pria yang lahir Padang dan besar di Bandung itu sukses mengembangkan bisnis PT. SkinSol Kosmetik Industri di tengah pandemi COVID-19. Bersama sang istri, Rizky Ananda, perjalanan jatuh bangun dalam membangun usaha bisa dilewati dengan berbekal pengalamannya saat menjadi buruh pabrik tekstil yang menjadikan mimpinya makin kuat. 

Daya tahannya terhadap iklim bisnis yang tidak menentu didapatkan dari perjalanannya saat meneliti karier sebagai karyawan. Simon bersama sang istri melewati berbagai tantangan dalam usahanya sejak 2004 dan mampu berkembang hingga kini. Menurut Simon, pengalamannya menjadi buruh bagi orang lain mengantarkannya pada pemahaman bahwa setiap karyawan yang bersamanya adalah aset.

Michael Simon, bos perusahaan maklon kosmetik PT SkinSol Kosmetik Industri, meme

Photo :
  • VIVA/Adi Suparman

Dia berkomitmen untuk terus menyejahterakan para karyawan agar perusahaannya terus bisa berkembang dengan dibantu oleh karyawan yang berkualitas dan loyal. 

"Pengalaman saya membuat saya mengerti bagaimana rasanya menjadi karyawan. Oleh karena itu, saya berusaha untuk benar-benar memanusiakan karyawan," kata pengurus Komite Tetap Industri Kosmetik Kadin Kota Bandung serta Wakil Ketua Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Jawa Barat itu.

Bahkan, Simon mengaku tak segan memberikan penghargaan bagi karyawannya yang berprestasi, berupa bonus uang, umrah ke Tanah Suci, kepemilikan sepeda motor dan mobil dengan biaya ditanggung perusahaan, dan ke depannya dia juga tengah menyiapkan perumahan buat karyawan. Hal ini dilakukan karena ia sadar bahwa karyawanlah penggerak roda perusahaan. 

Alhasil, dengan cara dia dalam mengapresiasi karyawan, kini ia sukses mengembangkan bisnisnya dengan melengkapi pabriknya dengan mesin-mesin canggih dari sebelumnya sehingga dapat menampung kapasitas produksi mencapai 1.000 Kilogram per hari.

Dari segi bisnis, cara itu ampuh meningkatkan kinerja perusahaannya. Hingga kini ada lebih dari 200 merek kosmetik yang memproduksi produknya di perusahaannya sehingga peningkatan mutu produksi dengan sistem otomasi terus ia tingkatkan.

"Tantangan terbesarnya adalah meyakinkan customer untuk dapat memproduksi kosmetik di pabrik kita yang memiliki kualitas tidak kalah dengan produk internasional, namun hal itu tentu tidak menjadi halangan pabrik skin solution selalu meng-upgrade dari mulai bahan, SDM hingga alat untuk menyuguhkan produk yang berkualitas dan dapat bersaing di industri kosmetik luar maupun dalam negeri," katanya. 

PT. SkinSol Kosmetik Industri juga tengah konsen untuk mewadahi para pelaku UMKM dan BUMDes untuk ikut terjun dalam industri kosmetik demi meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat Bandung Raya, daerah tempat perusahaannya lahir. 

"Karena melihat pontensi skin care yang akan menjadi kebutuhan primer berbekal seorang istri yang gemar berdagang dan mencintai industri kosmetik," katanya.