Anindya Bakrie Ungkap Besarnya Peluang Industri Elektrifikasi RI

Direktur Utama Bakrie & Brothers (BNBR) Anindya Bakrie saat menjajal bus listrik.
Sumber :
  • Instagram @anindyabakrie

VIVA – Direktur Utama dan CEO PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Anindya Novyan Bakrie mengatakan, Indonesia mempunyai peluang dan kapabilitas yang besar untuk menjadi pemain kelas dunia, dalam hal transisi energi.

Hal itu sebagaimana yang diutarakan oleh Presiden Jokowi, yang berkomitmen Indonesia akan berperan aktif dalam upaya pencapaian net zero emission pada 2040, baik dari sisi hutan dan ekosistem bakaunya yang bisa menyerap CO2 yang begitu besar.

"Tapi selain itu, Indonesia juga bisa menjadi pemain yang tinggi bahkan mempunyai bobot yang besar dalam industrialisasi elektrifikasi," kata Anindya dalam telekonferensi, Kamis 17 Februari 2022.

Baca juga: Tetap Jadwalkan Pemeriksaan Besok, Bareskrim Tunggu Indra Kenz Hadir

Bos BNBR itu menjelaskan, peluang bagi Indonesia dalam industrialisasi elektrifikasi itu bukan saja karena kita mempunyai cadangan nikel, melainkan juga karena besarnya populasi Indonesia yang bisa diarahkan untuk berkontribusi besar dalam melayani ASEAN dan dunia.

"Sedikit sebagai gambaran bahwa pada 2032 kira-kira dibutuhkan 5.000 Giga Watt Hour (GWh). Indonesia menurut saya bisa berkontribusi paling tidak 20 persen daripada jumlah tersebut," ujarnya.

Dengan sumber daya yang dimiliki Indonesia mulai dari ketersediaan bahan baku nikel maupun juga besarnya jumlah penduduk, Anindya optimis bahwa hal tersebut akan turut mendorong penggunaan electric vehicle (kendaraan listrik) di dalam negeri.

Bus listrik Bakrie Autoparts dan BYD

Photo :
  • Dusep Malik

Apalagi, sebagai pemain kawakan di industri otomotif melalui PT Bakrie Autoparts, Anindya optimis bahwa peluang di industri elektrifikasi dan pemanfaatan kendaraan listrik di dalam negeri, akan bisa diraih oleh Bakrie Group melalui PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR) sebagai entitas usaha bentukannya.

"Kita memiliki sektor ini (otomotif) yang sebenarnya dirintis sudah lama, dan ke depannya memang kita fokuskan untuk elektrifikasi. Langkah untuk memulainya memang di segmen transportasi publik, yang juga akan ikut berkontribusi 26 persen pada aspek pengurangan karbon, itu besar sekali," kata Anindya.

"Jadi kalau kita ingin berkontribusi dalam program pemerintah untuk menjadi net zero emission pada 2040, kita ingin mendukung program elektrifikasi dan investasinya, menurut kami bisa dimulai dari transportasi publik, yaitu melalui bus listrik," ujarnya.