Pasar Menanti Data Ekspor Impor RI, Rupiah Lanjutkan Tren Penguatan

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Selasa pagi, 15 Februari 2022. Rupiah menguat sebesar 0,13 persen ke posisi Rp14.313 per dolar AS dibandingkan pada penutupan di Rp14.326 per dolar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp14.338 per dolar AS.

Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra memperkirakan, nilai tukar rupiah hari ini akan melanjutkan penguatannya, tetapi tekanan terhadap rupiah juga belum hilang.

Baca juga: IHSG Diprediksi Tertekan, Ini Rekomendasi Saham Pilihannya

“Kemarin rupiah malah berhasil menguat terhadap dolar AS di tengah banyaknya tekanan terhadap rupiah seperti rencana invasi Rusia ke Ukraina, kenaikan inflasi global dan ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang lebih agresif serta tingginya kasus covid di tanah air. Faktor penekan rupiah tersebut masih belum hilang,” ujar Ariston kepada VIVA pada, Selasa 15 Februari 2022.

Ia melanjutkan, penguatan rupiah didukung oleh bantahan Rusia soal invasi ke Ukraina. Serta data pertumbuhan penjualan ritel Indonesia di Januari yang membaik, dan pengumuman pelonggaran PPKM level 3.

“Faktor di atas masih bisa mendukung penguatan rupiah hari ini,” ujarnya.

Rupiah melemah terhadap dolar AS.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU/aa

Sementara itu, hari ini sentimen negatif di pasar keuangan terlihat berkurang dengan positifnya sebagian indeks saham Asia. Dengan hal tersebut dapat membantu penguatan rupiah.

“Pasar juga akan memperhatikan data neraca perdagangan Indonesia bulan Januari yang akan dirilis hari ini. Pelaku pasar berekspektasi surplus akan berkurang dibandingkan bulan sebelumnya karena kenaikan impor,” jelas Ariston.

Adapun kenaikan impor disebabkan oleh membaiknya roda perekonomian dalam negeri yang membutuhkan barang modal dan konsumsi dari luar negeri, serta kenaikan terjadi pada harga minyak mentah.

“Jadi ini bisa dua sisi, kabar baik dan buruk untuk rupiah. Tapi kalau surplus berubah jadi defisit, rupiah mungkin bisa berbalik tertekan,” imbuhnya.

Untuk penguatan rupiah hari ini berada pada arah Rp14.300, dengan potensi pelemahan ke arah Rp14.350.