Kemendag Beri Sinyal Harga Tahu dan Tempe Bakal Naik Sampai Mei 2022
- ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
VIVA – Kenaikan harga kedelai dunia, berdampak pada kenaikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe di Indonesia. Kenaikan harga kedelai diperkirakan akan terus berlanjut hingga Mei 2022 mencapai US$15,79 per bushel.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan mengatakan, harga kedelai baru akan turun di bulan Juli 2022. Harga diperkirakan turun senilai US$15,74 per bushel di tingkat importir.
“Tentunya saya ingin menyampaikan kepada masyarakat, bahwa kenaikan harga kedelai dunia berdampak pada kenaikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu tempe. Dan hal ini akan mempengaruhi ujungnya adalah harga produk turunan dari kedelai,” ujar Oke melalui konferensi pers yang dilaksanakan secara daring, Jumat, 11 Februari 2022.
Adapun untuk harga kedelai di tingkat pengrajin berada pada kisaran Rp11.800-Rp11.00 per kg.
Sementara itu, untuk stok kedelai pada Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) di importir saat ini sebesar 140.000 ton kedelai. Pada Februari ini kedelai akan masuk sebesar 160.000 ton. Stok tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri selama dua bulan ke depan.
“Tapi pemerintah dalam kondisi dunia yang sulit ini telah meminta kepada para importir untuk tetap menjaga ketersediaan kedelai, walaupun harga tinggi. Karena saya paham bahwa kedelai ini menjadi salah satu barang pokok yang menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat Indonesia,” imbuhnya.
Oke memastikan, pemerintah akan terus bekerja sama dengan para pelaku usaha untuk memastikan ketersediaan bahan baku tahu dan tempe.
“Ini yang kita pastikan dulu. Lebih baik tersedia agak mahal, daripada tidak tersedia,” katanya.