BKF Klaim Travel Bubble Diajang MotoGP Dongkrak Ekonomi Daerah
VIVA – Kebijakan travel bubble yang diterapkan selama perhelatan ajang MotoGP di Mandalika dipastikan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah wisata. Sebab, kondisi itu membuat turis dan pelaku usaha saling percaya.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyebut adanya travel bubble selama ajang MotoGP akan mendongrak ekonomi di Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Ini tentu tidak secepat yang bisa kita harapkan, karena tergantung dari sentimen yang tergantung pada keberhasilan negara-negara itu mengendalikan kondisi pandemi," kata Febrio dalam diskusi dari dikutip dari Antara, Jumat 11 Februari 2022.
Baca juga: Empat dari 10 Miliarder RI yang Hartanya Cuan Besar Hari Ini
Seperti diketahui, untuk memastikan keamanan perhelatan MotoGP, pemerintah menerapkan kebijakan travel bubble melalui kesepakatan dengan beberapa negara dengan kasus positif COVID-19 yang rendah.
Warga negara tersebut diperbolehkan masuk ke Indonesia tanpa melakukan isolasi setelah dipastikan tidak terjangkit COVID-19.
"Dengan saling percaya dan travel bubble tersebut bisa tercipta, terjadi perjalanan yang harapannya bukan hanya untuk turis tapi juga bisnis. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas travel," imbuhnya.
Beberapa wilayah mengalami pemulihan ekonomi yang relatif lebih lambat karena bergantung pada sektor pariwisata, misalnya Bali. Pada 2021 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Bali dan Nusa Tenggara hanya tumbuh 0,07 persen year on year.
Ia mengatakan saat ini wisatawan domestik telah mulai kembali melancong ke Bali, tetapi jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung masih sedikit.
"Memang dalam waktu ke depan harus kita pastikan pandemi COVID-19 terkendali dengan baik, sentimen negatif untuk wisatawan mancanegara kita kelola dengan baik," ucapnya. (Ant)