Investor Optimis Ekonomi Cepat Pulih, Rupiah Diproyeksi Menguat

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Rabu pagi, 2 Februari 2022. Rupiah melemah sebesar 0,26 persen ke posisi Rp14.340 per dolar AS dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp14.368 per dolar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau Senin sore, rupiah dibanderol di angka Rp14.392 per dolar AS.

Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra memperkirakan, nilai tukar rupiah hari ini berpotensi ditutup menguat. Seiring dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko pada pagi hari ini. 

"Pasar terlihat optimis terhadap potensi pemulihan ekonomi, di tengah pandemi dengan laporan penghasilan perusahaan yang lebih baik dari ekspektasi seperti laporan perusahaan teknologi AS. Data ekonomi di AS dan Eropa di bulan Januari juga terlihat membaik," jelas Ariston kepada VIVA pada, Rabu 2 Februari 2022.

Uang kertas rupiah dan dolar AS.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Namun di sisi lain, ia mengatakan, pasar masih harus mengantisipasi kebijakan pengetatan moneter Bank Sentral AS Federal Reserve (Fed) yang lebih agresif. Adapun berdasarkan data kemarin, harga di sektor manufaktur AS di bulan Januari, masih menunjukkan kenaikan melebihi ekspektasi.

"Selain itu kondisi ketenagakerjaan di sektor manufaktur juga membaik. Kedua hal ini mendukung kebijakan pengetatan moneter the Fed yang lebih agresif. Ini bisa menjaga dolar AS tidak terlalu melemah dan mungkin berbalik menguat hari ini terhadap nilai tukar lainnya," ujarnya. 

Sementara dari dalam negeri, Ariston melanjutkan, data inflasi di bulan Januari diperkirakan akan mememgaruhi nilai tukar rupiah. 

Menurut konsensus para analisis, data inflasi year on year (yoy) dapat tembus mencapai 2 persen. Dan kenaikan inflasi tersebut dapat menganggu pemulihan ekonomi karena daya beli masyarakat bisa tertekan. 

"Tapi dari sisi moneter, ini bisa menjadi alasan Bank Indonesia untuk mulai mengetatkan kebijakan moneternya yang bisa menjaga perbedaan yield rupiah dengan dolar AS terjaga. Sehingga membantu menjaga nilai tukar rupiah bertahan terhadap dolar AS," tutupnya. 

Adapun potensi penguatan rupiah diperkirakan sebesar Rp14.300, dengan potensi resisten di kisaran Rp14.380 per dolar AS