Tony Blair Ungkap Presidensi G20 Peluang Ekonomi RI Naik Kelas
- Tangkapan layar.
VIVA – Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair mengatakan, momen Presidensi G20 2022 menjadi peluang yang besar bagi Indonesia untuk mewujudkan diri menjadi salah satu negara berpendapatan tinggi, dari sebelumnya menengah atas.
"Presidensi Indonesia di G20 menawarkan peluang besar," kata Tony dalam kegiatan B20 Inception Meeting secara hybrid, Kamis, 27 Januari 2022.
Tony juga mengapresiasi langkah penanganan Pandemi COVID-19 oleh Pemerintah Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan Indonesia termasuk dalam lima negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak di dunia.
Menurut Tony, banyak negara berkembang yang memiliki fasilitas yang kurang memadai dalam menyediakan pasokan vaksin bagi masyarakatnya. Sementara, lebih dari 50 persen orang yang tinggal di negara berpenghasilan tinggi telah divaksinasi lengkap.
"Namun, penghargaan besar harus diberikan kepada Indonesia untuk cakupan vaksinasi yang luas, yang telah sukses besar. Tetapi saya tahu bahwa ambisi Indonesia sekarang adalah untuk membangun kemampuan dalam negeri yang sudah mengesankan untuk menciptakan serangkaian kemitraan baru untuk pembuatan vaksin di Indonesia," ungkapnya.
Dia menilai, kemajuan sisi ilmu kedokteran dan kesehatan di Indonesia sudah cukup mumpuni sebagai negara berkembang. Hal itu terbukti dalam penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia yang terbilang cukup sukses dibanding negara-negara berkembang lainnya.
"Saya tahu dari diskusi di seluruh dunia bahwa ada antusiasme yang besar untuk ini. Mengatur kapasitas untuk memastikan bahwa kemajuan dalam ilmu kedokteran membawa bantuan kepada orang-orang, bahkan di bagian termiskin di dunia," tutur Blair.
Kendati begitu, Blair menyebutkan bahwa Pemerintah Inggris sangat tertarik untuk bermitra dengan Indonesia dalam sektor kesehatan, terutama vaksinasi. Seperti, menyediakan sarana penelitian untuk uji coba vaksin dan juga terapi lainnya.
"Saya tahu bahwa Pemerintah Inggris sendiri sangat tertarik untuk bermitra dengan Indonesia dalam tugas ini, membangun teknologi baru. Dan khususnya penggunaan data yang baru, kita dapat merevolusi cara kita meneliti mengembangkan percobaan, dan menyediakan vaksin dan terapi lainnya," tegasnya.