Banyak Cuan, Airlangga Beberkan Alasan RI Jadi Presidensi G20
- ANTARA
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengakui di balik alasan Indonesia bersedia menjadi Presidensi G20 tahun ini, adalah banyak keuntungan ekonomi yang bakal diperoleh dari penyelenggaraannya.
Karena itu, dalam konteks memacu pemulihan ekonomi nasional pasca badai pandemi COVID-19 dalam dua tahun terakhir, Airlangga pun menilai jika tepat kiranya perhelatan G20 didorong untuk dilaksanakan diawal 2022 ini.
"(Dengan menjadi Presidensi G20) Indonesia akan berada di dalam panggung dunia, sehingga tentu diharapkan ini akan mengikuti peningkatan perdagangan maupun investasi," kata Airlangga dalam telekonferensi, Selasa 25 Januari 2022.
Baca juga: Kandidat Kepala Otorita IKN Mulai Mengarah, Ridwan Kamil Masuk Bursa
Dengan mengambil tema 'Recover Together, Recover Stronger', Airlangga berharap bahwa penyelenggaraan event G20 tahun ini akan mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional yang sifatnya inklusif, kuat, dan berkelanjutan.
Guna menuju ke arah tersebut, pemerintah diakui Airlangga bahkan telah memfokuskan program penyelenggaraannya pada tiga fokus kegiatan. Ketiganya yakni soal kesehatan global yang inklusif, transformasi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan.
"Kesempatan ini tentu akan mendorong pemulihan dan transformasi ekonomi nasional, dan tentunya juga pembangunan di aspek sosial dan politik dengan adanya lebih dari 150 pertemuan yang digelar di 19 kota dan lebih dari 18 ribu delegasi akan hadir," ujar.
Dengan demikian, lanjut Airlangga, diperkirakan penyelenggaraan G20 ini juga akan ikut mendorong berbagai kegiatan di dalamnya, yang akan membuka hingga sekitar 33 ribu lapangan kerja, meningkatkan konsumsi sebesar Rp1,7 triliun, dan meningkatkan PDB nasional sebesar Rp7,4 triliun.
"Dan (penyelenggaraan G20 ini) akan bermanfaat sekitar dua kali lipat dari penyelenggaraan IMF-World Bank di tahun 2018 yang lalu," kata Airlangga.
"Saya apresiasi kerja sama semua pihak. Namun kita harus tetap sadar bahwa tantangan masih banyak, sehingga kita harus terus menjaga koordinasi, sinergi dan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, para pengusaha, dan masyarakat, agar seluruh stakeholder dapat merasakan manfaat dari pemulihan ekonomi ini," ujarnya.