Soal Komitmen BUMN Hilirisasi Batu bara, Begini Kata Erick Thohir

Erick Thohir Menteri BUMN
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, BUMN berkomitmen penuh dalam melakukan akselerasi proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME), atau gasifikasi batu bara.

Hal itu diutarakannya saat mendampingi Presiden Jokowi melakukan groundbreaking proyek gasifikasi batu bara, di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan hari ini.

"BUMN mendukung penuh arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang terus mendorong gasifikasi batu bara. Hal ini bertujuan demi mengurangi ketergantungan pada impor Liquid Petroleum Gas (LPG) dan penguatan energi hijau Indonesia," kata Erick dalam keterangan tertulis, Senin 24 Januari 2022.

Baca juga: Kunjungi Sumsel, Jokowi Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara

Erick memastikan akan terus mendorong BUMN meningkatkan hilirisasi, karena dia tak ingin melimpahnya sumber daya alam (SDA) di Tanah Air justru hanya menjadi bahan bagi pertumbuhan negara lain.

Dia mengatakan bahwa negara-negara Asia Tenggara lain telah melakukan ekspor barang yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi, dibandingkan Indonesia yang masih mengandalkan ekspor raw material atau bahan mentah. Hal ini berbeda dengan ekspor Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina, yang didominasi barang jadi dan setengah jadi.

Erick menyebut, proyek gasifikasi batu bara yang dilakukan PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) ini akan dapat mengurangi subsidi LPG sebesar Rp7 triliun per tahun, dan memperbaiki neraca perdagangan Indonesia.

"Hilirisasi sumber daya alam dengan gasifikasi batu bara menjadi gas DME untuk mengurangi impor LPG merupakan bagian dari transformasi BUMN agar siap menghadapi pasar global," ujarnya.

Limbah FABA (Fly ash and Bottom ash) dari hasil pembakaran batu bara

Photo :
  • vstory

Proyek Strategis Nasional (PSN) selama 20 tahun mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar US$2,1 miliar atau setara Rp30 triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, Menteri BUMN menilai bahwa proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun. 

Tak hanya dari investasi, Erick menilai PSN gasifikasi baru bara juga memberikan multiplier effect berupa menarik investasi asing lainnya, memberdayakan industri nasional melalui penggunaan porsi TKDN, hingga penyerapan tenaga kerja lokal. 

Apalagi, kata dia, kerja sama gasifikasi batu bara ini disebut-sebut mampu memberikan penghematan cadangan devisa hingga Rp9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja.