Dorong UMKM Tembus Pasar Global, LPEI Gandeng Kadin
- ist
VIVA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank menggenjot kinerja pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bisa menjadi eksportir di masa depan. Salah satunya dengan memberikan pelatihan ekspor.
Pelatihan difokuskan agar dapat membantu para UMKM untuk lebih memahami proses ekspor secara komprehensif. Sehingga, pada akhirnya dapat melakukan kegiatan ekspor secara mandiri.
Sebagai salah satu langkah agar pelatihan bisa efektif dan tepat sasaran, LPEI pun berkolaborasi dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Indonesia. Seperti pada pertengahan Desember lalu di Semarang, Jawa Tengah.
LPEI bersama Kadin Semarang memberikan pelatihan ekspor kepada 50 orang pelaku usaha berorientasi ekspor di Jawa Tengah. Pelatihan ekspor ini jugamerupakan salah satu bentuk kolaborasi antar lembaga dan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan peran serta kapabilitas pelaku usaha khususnya UMKM berorientasi ekspor.
“Kali ini LPEI bekerja sama dengan Kadin Semarang untuk melakukan pemetaan terhadap pelaku usaha berdasarkan kebutuhan dan hambatan yang selama ini dihadapi. Sehingga modul pelatihan yang disampaikan ini sesuai dengan harapan para peserta CPNE,” ujar Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, R Gerald Setiawan Grisanto dalam keterangannya seperti dikutip 30 Desember 2021.
Dia mengungkapkan, LPEI sejak 2015 telah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 2.706 pelaku usaha di 15 kota di Indonesia. Terdapat 75 orang pelaku usaha telah berhasil melakukan ekspor perdana setelah mengikuti pelatihan Coaching Program for New Exporters (CPNE)
CPNE merupakan program pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh LPEI kepada para pelaku UMKM berorientasi ekspor secara berkesinambungan dalam kurun waktu selama satu tahun tanpa dipungut biaya. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kapabilitas pelaku usaha berorientasi ekspor hingga dapat mencetak eksportir baru yang berkualitas #LokalyangMendunia.
“Di tahun 2021, LPEI sudah memberikan pelatihan di beberapa kota, antara lain Medan, Surakarta, Denpasar, Kendal, Demak, Manado dan Bandung dengan mayoritas pelaku usaha di sektor makanan dan minuman, craft, furniture, rempah dan komoditi kopi," ucap Gerald.
Sementara itu, strategi LPEI untuk membantu para pelaku UKM agar naik kelas di tahun 2022, salah satunya dengan mengedepankan program pengembangan masyarakat berbasis komoditas. Program ini dirancang sebagai solusi bagi para pelaku usaha dan dilaksanakan secara terintegrasi seperti Desa Devisa.
Menurut Gerald, LPEI akan selalu berkolaborasi antarlembaga maupun Pemerintah Pusat dan Daerah untuk membangun ekosistem ekspor yang terintergrasi guna meningkatkan kapabilitas pelaku usaha dan produk Indonesia berdaya saing tinggi di pasar global.
"Semoga sinergi yang terjalin semakin kuat menopang laju ekspor Indonesia ke mancanegara, dengan slogan #LokalyangMendunia menjadikan produk Indonesia semakin kokoh menjangkau dunia," tutupnya.