Kota Bambu di Garut Dirancang Jadi Destinasi Wisata Berskala Dunia
- VIVA/Adi Suparman
VIVA – Kecamatan Selaawi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tengah gencar merealisasikan program menjadikan "Selaawi Kota Bambu" sebagai destinasi wisata skala nasional dan internasional. Program itu dimotivasi oleh potensi alam serta produktivitas para perajin bambu yang secara turun temurun sejak zaman Belanda hingga sekarang tetap konsisten berkarya.
Untuk menguatkan pencitraan Selaawi sebagai Kota Bambu, tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) Hibah Dikti, Telkom University (Tel-U), dan Olahkarsa melakukan pendampingan dan serangkaian pelatihan digitalisasi destination branding kepada perajin yang tersebar di tujuh desa serta petugas terkait.
“Kami lebih menitikberatkan pelatihan ini pada strategi digitalisasi destination branding. Untuk mewujudkannya perlu kolaborasi multistakeholders, sehingga masyarakat sadar dan mulai menginisiasi daerahnya sebagai wisata edukasi Kota Bambu,” kata Ketua Tim Abdimas Hibah Dikti Choira Anggraini usai Focus Group Discussion (FGD) di aula Kantor Kecamatan Selaawi, Garut, kepada VIVA, Senin, 27 Desember 2021.
Choir menilai, strategi destination branding dengan riset awal potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Selaawi. Hasil riset menunjukkan, Selaawi perlu menyusun rencana strategis program kerja yang berkelanjutan. Semua perangkat dan infrastruktur dikembangkan ke arah digitalisasi melalui berbagai platform seperti media sosial, website dan konten-konten digital.
“Karena itu, perlu dibentuk satuan tugas percepatan penciptaan destination branding Selaawi sebagai wisata edukasi Kota Bambu melalui berbagai upaya konten-konten digital,” kata Choir.
Camat Selaawi Ridwan Effendi mengapresiasi upaya tim Abdimas Telkom University dalam merealisasikan daerahnya menuju eduwisata kota bambu. Produk kerajinan berbahan baku bambu di Kecamatan Selaawi masih menjadi pilihan warga, terutama di tengah derasnya ancaman produk plastik asal Tiongkok.
“Kami sangat optimistis Selaawi mampu menjadi pilot project (percontohan) bagi daerah-daerah lain baik di Indonesia maupun dunia sebagai satu-satunya daerah yang memiliki ciri khas bambu,” kata Ridwan.
Belum lama ini Kecamatan Selaawi sukses menggelar Selaawi Bamboo Festival 2021 yang dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki dan Pembina Yayasan Bambu Indonesia, sekaligus Duta Besar RI untuk Ukraina, Georgia, dan Armenia, Yuddy Chrisnandi. Menurut Ridwan, kegiatan itu menjadi tonggak sejarah bagi Kecamatan Selaawi untuk dapat naik kelas menjadi kota bambu yang diakui dunia internasional.
Kecamatan Selaawi terdiri dari tujuh desa penghasil kerajinan berbahan baku bambu dengan areal sangat luas, yakni Desa Cigawir, Cirapuhan, Mekarsari, Pelitaasih, Putrajawa, Samida, dan Desa Selaawi.
Selaawi menorehkan sejumlah prestasi di antaranya memecahkan empat rekor MURI secara berturut-turut, yaitu kategori sangkar burung bambu terbesar di dunia dengan diameter 5,5 meter; rangkaian sangkar burung bambu terpanjang di dunia dengan panjang lebih dari 3 kilometer; penanaman 100 bambu dengan jumlah 100 jenis bambu; dan membaca dongeng terlama sedunia.
"Ini sebagai triger (motivasi) untuk mewujudkan Selaawi sebagai kota bambu, dan kami sangat berharap Selaawi menjadi percontohan di tingkat nasional dan dunia sebagai salah satu destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi," kata Ridwan.