Dermaga Baru Jangkar Diresmikan, Madura dan Indonesia Timur Terhubung

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Sumber :
  • Nur Faishal/ VIVA.

VIVA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan pengoperasian Dermaga Movable Bridge (MB) II Pelabuhan Penyeberangan Jangkar, Kabupaten Situbondo. Dermaga baru itu diharapkan mempercepat aksesibilitas dan konektivitas Pulau Jawa bagian timur dengan pulau-pulau di Madura dan Indonesia Timur.

Sebagai informasi, pelabuhan Penyeberangan Jangkar merupakan pelabuhan yang strategis dan memiliki berbagai potensi untuk dikembangkan sebagai pelabuhan regional. Bahkan nasional yang mampu menjangkau daerah-daerah kepulauan Madura, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, bahkan Nusa Tenggara Timur.

Menurut Khofifah, keberadaan Pelabuhan Jangkar sangat strategis. Selain aksesibiltas dan konektivitas, pelabuhan tersebut juga untuk memperlancar mobilisasi dan distribusi kebutuhan bahan pokok sekaligus mendukung pembangunan daerah dan penurunan biaya logistik barang dan jasa.

"Secara prinsip, Pelabuhan Jangkar ini dapat memperlancar mobilisasi dan distribusi kebutuhan bahan pokok, kendaraan maupun orang serta memperlancar Akses di pulau-pulau Madura seperti Raas, Sapudi, Kalianget dan Kangean," ungkap Khofifah dalam keterangan tertulis diterima pada Senin, 20 Desember 2021.

Gubernur Khofifah mengatakan, dengan beroperasinya Dermaga MB II Pelabuhan Jangkar Situbondo, diharapkan mampu mendukung peningkatan kinerja dan pelayanan angkutan penyeberangan. Baik manusia maupun barang dan jasa sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jatim utamanya di wilayah kepulauan Madura.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan pengawal polwannya.

Photo :
  • instagram @khofifah.ip

Khofifah berharap, dengan beroperasinya pelabuhan ini akan mendukung produktivitas masyarakat. Baik sektor perekonomian, aktifitas sosial, pendidikan hingga keamanan, ketertiban masyarakat (Kambtibmas).

Lebih lanjut, Ketua Umum PP Muslimat NU itu memaparkan bahwa Pelabuhan Penyeberangan Jangkar Situbondo mulai dikembangkan sejak 2017 dan mulai dilakukan minimal operasional pada tahun 2020 yang digunakan oleh tiga kapal. 

Yakni Munggiyango Hulalo melayani rute Pelabuhan Jangkar ke Pulau Kangean-Kalianget, Pulau Sapudi-Kalianget dan Pulau Raas-Kalianget. Pelabuhan ini didesain dengan kapasitas MB 80 Ton dan dapat melayani sandar kapal hingga kapasitas 5.000 Gross Ton (GT).

"Pengembangan kelancaran pelabuhan ini dilakukan untuk menunjang operasional penyeberangan ke Indonesia Timur melalui program pelayaran jarak jauh/Long Distance Ferry (LDF). Dari Jangkar-Nusa Tenggara Timur PP yang direncanakan bekerja sama dengan PT ASDP Indonesia Ferry," ujar Khofifah.

Ia menerangkan, sejak dua tahun lalu koordinasi dengan Kementerian Perhubungan yang direspons langsung oleh Menteri Perhubungan terus dilakukan yang kemudian ditindaklanjuti oleh Dirjen Hubungan Laut, di mana salah satu pengajuan yang diusulkankan adalah Pelabuhan Jangkar, agar diberi izin untuk LDF.

Tapi, pada saat itu Kemenhub juga telah mengeluarkan izin untuk Pelabuhan Tanjung Perak sehingga membutuhkan waktu. Pelabuhan ini juga memiliki banyak potensi dan keistimewaan. Karena itu, agar LDF bisa terealisasi, maka asesmen harus segera dilakukan mendukung percepatan transportasi barang dan jasa utamanya jurusan ke Pelabuhan Lembar, Mataram dan Kupang.

"Ada kelebihan dari dermaga Penyebrangan Jangkar ini yakni potensi dilakukan kedalaman hingga 20 meter dan tingkat sedimentasinya rendah. Saya optimis izin LDF bisa segera terpenuhi untuk melayani transportasi dari Jangkar menuju Lembar, Mataram hingga Kupang asal didukung asesmen yang kuat" tegasnya.