Menperin: Industri Makanan Halal RI Terbesar Keempat di Dunia

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Menteri Perindustrian (MenperinAgus Gumiwang Kartasasmita memastikan, perkembangan industri halal nasional dalam dua tahun terakhir sangat membanggakan. Dia menjelaskan, berdasarkan data State of Global Islamic Economy Report 2020-2021, saat ini Indonesia sudah berada pada peringkat keempat di sektor halal food global.

"Naik delapan peringkat dari sebelumnya," kata Agus dalam telekonferensi, Jumat 17 Desember 2021.

Ilustrasi makanan/kuliner halal.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com

Agus menambahkan, di sektor halal pharmaceutical and cosmetic, posisi Indonesia telah naik sebanyak 19 peringkat dan saat ini telah berada pada posisi keenam di dunia. Sementara di sektor media dan rekreasi, lanjut Agus, posisi Indonesia juga sudah mengalami peningkatan dari posisi 52 hingga sekarang sudah berada di posisi kelima di dunia.

"Di sektor modest fashion muslim, posisi Indonesia sekarang berada di peringkat ketiga di dunia," ujarnya.

Dari sisi investasi, Agus menegaskan bahwa industri halal nasional juga merupakan penerima investasi yang tertinggi di dunia. Pada kurun waktu 2016-2021, tercatat ada sebanyak 80 transaksi investasi dalam bentuk merger dan akuisisi di Indonesia.

"Selain itu ada juga private equity, venture capital, yang semuanya terkait dengan pengembangan industri halal nasional," kata Agus.

Dia menjelaskan, transaksi-transaksi investasi tersebut telah tersebar di setiap sektor, di mana sektor yang paling besar memperoleh investasi adalah di sektor halal food dan keuangan syariah.

Agus mengakui bahwa capaian-capaian ini tentunya akan menjadi penambah semangat bagi Indonesia, untuk bekerja lebih keras demi meningkatkan kinerja industri halal nasional sehingga nantinya diharapkan bisa menguasai pasar halal dunia.

Namun, Agus juga mengakui bahwa masih banyak pekerjaan rumah bagi Indonesia, di mana saat ini peringkat global halal exporter teratas justru masih diduduki oleh negara-negara yang minoritas muslim seperti India, Amerika Serikat, dan Brazil.

"Oleh karena itu, akselerasi menjadi sangat perlu dan penting agar kita bisa segera bertransformasi dari top consumer market ke top halal exporter," ujarnya.