Ridwan Kamil Ingin Memasyarakatkan Jengkol ke Dubai
- Instagram RK
VIVA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil melepas ekspor komoditas dan fesyen muslim ke Dubai Uni Emirat Arab (UEA) tindaklanjut dari event Dubai Expo beberapa waktu lalu. Ekspor ini hasil dari permintaan Epicstar Group selaku buyer Dubai dengan order buah manggis 600 kilogram, rambutan 300 kilogram, salak 200 kilogram dan jengkol 50 kilogram.
Selain komoditas buah-buahan dilakukan juga ekspor produk fesyen muslim yaitu sarung, baju muslim, peci, hingga mukena. Permintaan ini diserahkan dan dipenuhi oleh Koperasi Pesantren Al-Ittifaq. Sedangkan untuk produk fesyen lainya yang diekspor dipenuhi oleh Koperasi Pesantren Daarut Tauhid.
Ridwan Kamil menaruh perhatian pada salah satu komoditas unggulan yang diekspor, yakni jengkol. Gubernur bilang Jawa Barat bisa menjengkolkan masyarakat global termasuk Dubai, UAE. Apalagi jengkol menjadi salah satu komoditas unggulan Jawa Barat. Berdasarkan data BPS tahun 2019, produksi buah jengkol di Jawa Barat mencapai 16.110 ton.
"Saya ekspor jengkol ini juga penting untuk menjengkolkan masyarakat dan memasyarakatkan jengkol ke seluruh dunia. Kita ekspor ke Dubai hasil lobi-lobi yang kami lakukan saat Dubai Ekspo," ujar Ridwan Kamil saat melepas perdana ekspor jengkol hingga Manggis di Gedung Sate, Senin 13 Desember 2021.
Selain jengkol, buah manggis juga merupakan salah satu komoditas andalan terlebih Jabar merupakan salah satu daerah penghasil utama buah manggis di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, produksi buah manggis Jawa Barat menjadi yang terbesar di Indonesia dengan angka 90.269 ton. Daerah unggulan produksi manggis antara lain Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bogor, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang dan Sukabumi.
Ridwan Kamil menambahkan, ekspor ini juga menjadi proyeksi bagi pesantren di Jawa Barat bisa mewujudkan kemandirian ekonomi. "Dimana ada kemauan di situ ada jalan. Sehingga suatu hari, mimpi pesantren-pesantren di Jawa Barat itu mandiri penuh dengan kemandirian ekonomi akan terwujud. Dunia itu sangat luas tidak hanya dijangkau oleh level kabupaten atau provinsi atau nasional pasar itu seluas dunia ini," katanya.
Ridwan Kamil pun meminta agar kegiatan ekspor ini tidak berhenti sampai di sini.
"Ini tangga pertama, kita harus jemput seratus tangga berikutnya perluas lagi produk-produknya. Seringkali kita amati dari pengalaman saya produk itu tidak memasuki pasar karena ketidakmampuan kita memiliki yang namanya market intelligence. Ketidamampuan kita mengetahui negara-negara itu butuh apa," katanya.